Sawit Sumbermas Bagi Dividen Rp 168 M

Sawit Sumbermas Bagi Dividen Rp 168 M

Dina Rayanti - detikFinance
Rabu, 25 Mei 2016 19:27 WIB
Foto: Reno Hastukrisnapati Widarto
Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menyetujui penggunaan sebagian 30% dari laba bersih tahun buku 2015, yakni sebesar Rp 168,273 miliar untuk didistribusikan kepada pemegang saham sebagai dividen tunai.

Rapat Perseroan juga menyetujui dan mengesahkan perhitungan laba-rugi sebagaimana tercantum dalam Laporan Keuangan Perseroan tahun 2015 lalu.

"Kami gembira mengumumkan kepada para pemegang saham Perseroan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang baru saja selesai diselenggarakan hari ini, telah menyetujui penggunaan 30% atau senilai Rp 168,273 miliar dari total laba bersih yang diperoleh Perseroan sepanjang tahun 2015 lalu, sebagai dividen tunai," kata Direktur Utama SSMS, Rimbun Situmorang di Jakarta, Rabu (25/5/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Rimbun, peningkatan kinerja Perseroan sejak mencatatkan sahamnya di pasar modal Desember 2013 lalu memang terlihat sangat signifikan. Indikator-indikator finansial senantiasa memperlihatkan perkembangan dan kemajuan yang positif.

"Ini mencerminkan tetap kuatnya fundamental bisnis SSMS. Kami gembira karena perusahaan yang kami kelola ini tetap dapat mendatangkan nilai dan manfaat bagi pemegang saham," katanya.

Meskipun perolehan revenue atau pendapatan dan laba bersih Perseroan sepanjang tahun 2015 lalu menurun jika dibanding catatan perolehan tahun sebelumnya, dan demikian pula untuk kuartal pertama tahun 2016 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 silam, menurut Rimbun, manajemen SSMS optimistis bahwa indikator-indikator finansial Perseroan akan tetap melaju pada jalur yang positif.

Melorotnya harga Crude Palm Oil (CPO, minyak sawit mentah) pada tahun 2015 lalu dan masih berlanjut hingga kuartal pertama 2016 ini, bagaimanapun telah menekan kinerja Perseroan.

"Saya pikir, bukan hanya SSMS saja yang terkena dampak dari penurunan harga komoditas ini," ucapnya.

Kendati harga CPO sudah semakin membaik dalam beberapa bulan terakhir, menurut Rimbun, penurunan harga komoditas tersebut masih akan berdampak pada kinerja Perseroan tahun 2016 ini. Apalagi, El Nino yang terjadi sejak tahun 2015 lalu masih saja berlangsung, dan diperkirakan masih akan berdampak hingga akhir tahun depan.

"Tahun lalu, El Nino telah menyebabkan produksi kelapa sawit Perseroan turun hingga 16%. Kami menghitung, hingga akhir tahun ini, produksi CPO Perseroan bakal terkoreksi lagi antara 15% sampai 20%," kata Rimbun, seraya menambahkan bahwa ia memperkirakan, produksi sawit SSMS baru akan rebound pada tahun 2017 atau 2018 mendatang.

Luas areal tertanam SSMS saat ini mencapai 69.841 hektar, meningkat hingga 105% dibandingkan tahun 2014 silam. Hingga akhir tahun 2015 lalu, jumlah TBS atau tandan buah segar yang diproses di pabrik kelapa sawit milik Perseroan mencapai 1,35 juta ton, menghasilkan 321.238 ton CPO.

Inti sawit mencapai 60.861 ton dengan minyak kernel mencapai 6.715 ton. Menurut Rimbun, rata-rata usia tanaman sawit Perseroan setelah akuisisi mencapai 7 tahun.

"Sebagian besar tanaman kelapa sawit yang kami miliki akan masuk tahun puncak produksi dalam kurun waktu 3 sampai 5 tahun mendatang," katanya, seraya menambahkan bahwa ia tetap optimistis kinerja Perseroan ke depan ini bakal jauh lebih baik dan akan memperkokoh fundamental bisnis Perseroan.

Ekspansi

Rimbun juga menjelaskan bahwa SSMS tetap akan membidik peluang-peluang akuisisi, demi mempertahankan dan mengembangkan luas areal tanamnya.

"Kami ingin terus menambah luas lahan perkebunan sawit kami dari saat ini yang mencapai 100.000 hektar. Cara yang akan kami tempuh adalah akuisisi an-organik. Pokoknya, kemungkinan untuk akuisisi tetap terbuka, jika memang ada peluang dan kesempatan untuk itu," ujarnya, seraya menambahkan bahwa akuisisi tersebut akan dilakukan sepanjang memenuhi kondisi yang baik, mulai dari aspek lingkungan, kualitas, dan perizinan.

Tahun ini manajemen Perseroan juga telah mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 450 miliar. Menurut dia, dalam tiga bulan pertama, dana yang diambil dari kas internal tersebut telah terserap 20%.

"Untuk pemupukan," katanya.

Sebagian atau sekitar US$ 20 juta dari dana belanja modal tersebut dialokasikan untuk keperluan penanaman kelapa sawit.

"Tahun ini target penanaman kebun sawit kami mencapai 5.000 hingga 5.500 hektar. Sekarang sudah mulai penanaman," katanya. (drk/drk)

Hide Ads