Perkiraan nilai penerbitan obligasi hingga Rp 44 triliun didapatkan setelah Pefindo memberikan peringkat terhadap beberapa perusahaan yang akan menerbitkan obligasinya di tahun ini.
"Ini perkiraan berdasarkan mandat dan ini kemungkinan besar bisa terealisasi di Juni ini. Banyak Juni public expose tinggal menunggu listing. Rp 44 triliun sudah matang rencana mereka," ujar President Director Pefindo Salyadi Saputra di Auditorium BEI, Jakarta, Senin (20/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin ini akan terealisasi di Juni dan kuartal III. Mudah-mudahan kuartal IV ada mandat-mandat baru, biasanya mereka menggunakan buku Juni. Ini menggunakan buku Maret karena untuk obligasi butuh waktu 6 bulan paling lama," kata Salyadi.
Dapat diperkirakan penerbitan obligasi di tahun 2016 ini melampaui tahun 2015 lalu sebesar Rp 67 triliun. Sedangkan hingga kuartal III-2016 perkiraan penerbitan obligasi dapat mencapai Rp 72 triliun.
"Dari Rp 28 triliun sampai sekarang ditambah Rp 44 triliun sudah hampir Rp 70 triliun. Mudah-mudahan ini akan terus meningkat lagi sampai di akhir tahun," ujar Salyadi.
Sektor jasa keuangan masih menjadi penerbit obligasi yang paling besar. Kemudian disusul dari sektor infrastruktur seperti Angkasa Pura II dan Pelindo I yang baru saja menerbitkan obligasi beberapa saat lalu. Sedangkan yang paling sedikit nilainya dalam penerbitan obligasi adalah sektor riil.
"Sektor bank dan pembiayaan masih cukup dominan. Infrastruktur lumayan ada peningkatan ada beberapa calon emiten baru seperti Angkasa Pura II, Pelindo I menjadi emiten obligasi. Yang paling besar selalu bank dan pembiayaan, sektor riil jarang dan kalau ada kecil-kecil," tutup Salyadi. (drk/drk)











































