Meskipun dampak tersebut dinilai tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pasar keuangan Indonesia, toh nyatanya IHSG dan rupiah sama-sama anjlok.
Mengakhiri perdagangan sesi I, IHSG ditutup anjlok 110,942 poin (2,28%) ke 4.763,367. Sementara indeks LQ45 ditutup merosot 21,585 poin (2,60%) ke 809.411.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual menilai, merosotnya pasar keuangan Indonesia tersebut tak lain hanya kepanikan sesaat.
"Itu reaksi kaget sesaat. Panik," ujarnya kepada detikFinance, Jumat (24/6/2016).
Menurut David, kondisi serupa juga terjadi di pasar keuangan dunia. Pasar saham global dan nilai tukar negara-negara lain di Eropa juga ambruk gara-gara Brexit.
Pelemahan rupiah, kata David, masih terbilang wajar di tengah penurunan tajam mata uang negara lainnya.
"Tapi kalau kita bandingkan dengan negara lain, negara-negara lain itu melemah lebih tajam, pasar saham juga semua turun, Hong Kong, Tokyo, ini reaksi kaget," jelas David. (drk/feb)