"IHSG pada tanggal 9 Agustus kemarin di posisi 5.440 atau meningkat 20,2% dibandingkan awal tahun (4/1/2016) yang berada di level 4.525. IHSG pernah mencapai level tertingginya 5.458 pada penutupan tanggal 9 Agustus kemarin," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (10/8/2016).
Hal ini ditopang oleh kondisi perekonomian domestik serta pengaruh perekonomian global. Di sisi domestik, dampak positifnya berasal dari paket kebijakan pemerintah, tingkat inflasi yang terkendali, yakni sebesar 1,76% year to date (ytd) atau 3,21% (yoy) dari target 4%. Selain itu, program tax amnesty pemerintah menjadi sentimen positif di bursa saham.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi kapitalisasi pasar, Indonesia berada di posisi pertama dengan kenaikan sebesar 29,61% (US$ 100,75 miliar) dari US$ 344,36 menjadi US$ 446,31 miliar. Indonesia mengungguli negara Thailand (SET), Filipina (PSEi), Australia (AS30), Korea Selatan (Kospi), Malaysia (KLCI), Singapura (STI), India (Sensex), Hong Kong (Hsi), Jepang (Nikkei 225), China (Shengzen), China (Shanghai).
Dengan naiknya IHSG dan naiknya nilai kapitalisasi pasar saham, Nurhaida menyebutkan, ini berdampak pada naiknya reksa dana. Ia menyebut sejak tanggal (6/1/2016) sampai dengan (8/8/2016), total Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana meningkat 18,30% dari Rp 209,26 triliun menjadi Rp 343,38 triliun dengan rincian, NAB reksa dana yang melakukan penawaran umum meningkat sebesar 3,55% dari Rp 19,77 triliun menjadi Rp 20,47 triliun.
Hingga tanggal (9/8/2016) tercatat sebanyak 1.256 reksa dana, di mana 211 di antaranya memperoleh pernyataan efektif dari OJK di tahun 2016 ini. Serta ada 63 reksa dana penyertaan terbatas. Seluruh reksa dana tersebut dikelola oleh 84 Manajer Investasi dan asetnya tersimpan dalam 15 bank kustodian.
Selain indikator itu, ia menyebut, tingkat kepercayaan investor terhadap industri reksa dana meningkat yang ditunjukan dengan adanya jumlah unit penyertaan yang beredar. Pada awal Januari 2016, jumlah unit penyertaan yang beredar ada Rp 183,55 miliar, naik 16,39% menjadi Rp 213,63 miliar pada (8//2016).
"Hal ini menandakan bahwa investor lebih banyak melakukan subscription daripada melakukan redemption. Pelaksanaan edukasi OJK bersama pelaku pasar terkait memberi pengaruh cukup besar kepada investor bersama pelaku pasar terkait memberi pengaruh yang cukup besar pada investor dalam memahami produk reksa dana beserta risikonya," kata Nurhaida. (drk/drk)











































