Perusahaan penghasil gas industri di Indonesia ini melepas sahamnya sebanyak 766.660.000 lembar saham atau 25% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Wakil Presiden Direktur Rachmat Harsono mengungkapkan, perseroan sukses menarik minat investor dari dalam maupun luar negeri seperti Malaysia, Hong Kong, dan Singapura yang dilakukan dari tanggal 19-22 September 2016 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dana yang didapat dari IPO adalah sebesar Rp 830 miliar, dan akan digunakan perusahaan untuk ekspansi bisnis perusahaan dan membayar utang perusahaan. Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan minat para investor hingga kami mengalami oversubscribed," ujarnya usai pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (28/9/2016).
Dijelaskan, dana hasil IPO ini akan digunakan untuk ekspansi bisnis perseroan di antaranya untuk pembangunan filling station dan pengembangan wilayah bisnis sebanyak 40%. Sedangkan dana lainnya digunakan untuk pembayaran sebagian pinjaman Perseroan sebanyak 40%, dan 20% sisanya digunakan untuk memenuhi biaya modal kerja Perseroan.
"Sesuai dengan prospektus, dana 40% yang akan digunakan untuk ekspansi, yaitu untuk pembangunan filling station dan network kita. Sekarang kita ada di 22 provinsi, kita akan membuat sampai ke 35 provinsi," jelasnya.
Informasi saja, AGII merupakan perusahaan gas industri pertama di Indonesia yang awalnya dimiliki oleh Pemerintahan Belanda. Kemudian perusahaan ini sempat menjadi BUMN pada tahun 1971 namun Pemerintah RI menjualnya kepada perusahaan asing pada tahun 1998.
Saat ini, AGII kembali menjadi perusahaan nasional di bawah naungan Samator Group yang merupakan milik dari Keluarga Harsono.
AGII menjual produk gas industri seperti gas udara (oksigen, nitrogen dan argon), gas campuran, gas sintetis, gas khusus, gas campuran, dan bahan bakar gas untuk pasar domestik. Saat ini, Perseroan telah memiliki 44 plant dan lebih dari 80 filling stations yang tersebar di 22 provinsi di Indonesia. (drk/drk)