Garuda Tetap Jalin Hubungan dengan Rolls Royce

Garuda Tetap Jalin Hubungan dengan Rolls Royce

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 13 Feb 2017 11:47 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Nama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) belakangan ini ramai dibicarakan lantaran ditemukannya dugaan suap yang menjerat mantan Dirut Garuda, Emirsyah Satar, terkait pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus SAS dan Rolls Royce PRC.

Kendati demikian, manajemen Garuda masih terus menjalin kerja sama dengan Rolls Royce.

Menurut Direktur Utama Garuda Indonesi, Arif Wibowo, minggu depan pihaknya akan melakukan pertemuan dengan pihak Rolls Royce. Pertemuan tersebut guna membahas hubungan bisnis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita masih dalam proses pembicaraan dengan Roll Royce, karena memang saya juga akan ketemu dengan CEO-nya minggu depan. Kita masih melakukan pembicaraan, kita akan meeting," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (13/2/2017).

Arif enggan mengungkapkan lebih lanjut apa yang akan menjadi pembahasan dalam pertemuan tersebut. Namun dirinya memastikan bahwa ada pembicaraan bisnis di dalamnya.

"Tentang strategi bisnis garuda indonesia ke depan. Ada macam-macam ada kelanjutan, ada kasus yang terakhir. kita melakukan pembicaraan yang baik," tukasnya.

Rolls Royce yang merupakan perusahaan teknik raksasa asal Inggris sering terjerat kasus. Investigasi Serious Fraud Office (SFO) menemukan adanya konspirasi terkait korupsi yang dilakukan Rolls-Royce di China, India, dan beberapa negara lainnya termasuk Indonesia.

Rolls-Royce pun diharuskan membayar denda sebesar 671 juta Poundsterling atau sekitar Rp 11 triliun. SFO mengungkapkan 12 tuduhan konspirasi tindak korupsi dan suap di tujuh negara yaitu Indonesia, Thailand, India, Rusia, Nigeria, China dan Malaysia.

Rolls-Royce mengatakan mereka juga akan membayar denda sebesar USD 170 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun kepada Departemen Kehakiman AS, dan US$ 26 juta atau sekitar Rp 346 miliar kepada para regulator Brasil.

Hakim menggambarkan Rolls-Royce yang merupakan produsen mesin pesawat militer dan sipil, kereta api, kapal, kapal selam nuklir dan pembangkit listrik ini sebagai 'sebuah permata dalam mahkota industri Inggris'.

Di Indonesia, Rolls-Royce terlibat dalam kasus suap yang menjerat Emirsyah Satar. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut Emirsyah menerima suap ketika menjabat sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia dari Soetikno Soedarjo selaku beneficial owner dari Connaught International Pte Ltd.

Soetikno yang juga co-founder PT Mugi Rekso Abadi (MRA) itu diduga berperan sebagai broker ketika Emirsyah hendak membeli pesawat. Rolls-Royce pun menyuap Emirsyah agar menggunakan mesin buatannya pada pesawat yang dibelinya.

KPK menduga Emirsyah menerima suap dalam bentuk uang dan barang yaitu dalam bentuk uang Euro sebesar 1,2 juta euro dan US$ 180.000 atau setara dengan Rp 20 miliar. Selain itu, Emirsyah diduga menerima suap dalam bentuk barang dengan total nilai US$ 2 juta. Barang-barang terkait dengan dugaan suap itu tersebar di Singapura dan Indonesia. (ang/ang)

Hide Ads