Trump Jilat Ludah: China Bukan Tukang Manipulasi Mata Uang

Trump Jilat Ludah: China Bukan Tukang Manipulasi Mata Uang

Wahyu Daniel - detikFinance
Kamis, 13 Apr 2017 12:45 WIB
Trump Jilat Ludah: China Bukan Tukang Manipulasi Mata Uang
Foto: REUTERS/Jim Lo Scalzo/Pool
Washington - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, seperti menjilat ludah atau ucapan yang pernah dilontarkannya saat kampanye. Pada saat kampanye, Trump menyatakan China sengaja melemahkan nilai tukar yuan terhadap dolar AS.

Namun saat ini setelah jadi Presiden AS, dan bertemu langsung dengan Presiden China, Xi Jinping, Trump menarik tuduhannya terhadap China.

"Mereka (China) tidak memanipulasi mata uang," demikian ujar Trump seperti dikutip Reuters dari Wall Street Journal, Kamis (13/4/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya soal China yang dituduh memanipulasi uang, Trump juga berubah sikap soal suku bunga acuan. Saat kampanye dia meminta Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan, tapi sekarang dia meminta suku bunga acuan tetap rendah.

Komentar Trump ke Wall Street Journal ini membuat nilai tukar dolar turun, dan bursa saham Wall Street jatuh. Tidak biasa di AS, seorang presiden berkomentar soal nilai tukar mata uang.

Wall Street Journal disebut menuliskan, Trump mengubah pikirannya soal tuduhan ke China, sebab itu bisa membahayakan dialog AS dengan China terkait ancaman dari Korea Utara.

Selain soal menarik tuduhannya terhadap China, Trump juga mengatakan soal rasa hormatnya kepada Gubernur The Fed, Janet Yellen. Masa jabatan Yellen akan habis pada 2018, dan bisa saja kembali memilih Yellen, yang merupakan orang pilihan Barack Obama dari Partai Demokrat.

Trump menarik kritiknya terhadap Yellen pada saat masa kampanye. Kala itu, Trump mengkritik Yellen yang terus menahan suku bunga acuan tetap rendah. Namun saat ini pendapat Trump berubah. Menurutnya, suku bunga rendah bagus, karena bila suku bunga dinaikkan, dolar AS bisa makin kuat, dan ini mengganggu ekspor AS.

"Saya pikir dolar makin kuat, dan ini salah saya, karena orang makin percaya sama saya. Namun ini menyakitkan," kata Trump.

"Sangat sulit bersaing bila dolar menguat, sementara negara lain melemahkan nilai mata uangnya," kata Trump. (wdl/mkl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads