Garuda Hapus Posisi Direktur Operasi, Ini Penjelasan Komut

Garuda Hapus Posisi Direktur Operasi, Ini Penjelasan Komut

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Kamis, 13 Apr 2017 14:34 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Posisi Direktur Operasi PT Garuda Indonesia Tbk diganti menjadi Direktur Produksi. Perubahan posisi direksi ini terjadi setelah pergantian Direktur Utama (Dirut), dari Arif Wibowo ke Pahala Mansury, Rabu (12/4/2017).

Sebelumnya, Garuda memiliki Direktur Operasi yang dijabat Novianto Herupratomo. Kini, posisi Direktur Operasi dihapus, diganti menjadi Direktur Produksi yang dijabat Puji Nur Handayani

Mengapa posisi Direktur Operasi diganti menjadi Direktur Produksi?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak yang bertanya pada saya mengapa di Garuda tidak ada Direktur Operasi, yang ada perubahan nomenklatur Direktur Produksi. Apa ini tidak mengganggu safety? Bahkan ada yg melanggar aturan CASR (Civil Aviation Safety Regulation)? Sebetulnya preseden tentang nomenklatur Direktur Produksi telah terjadi, yakni Citilink Ir. Hadinoto, ketika Pak Arif masih menjadi Direktur Utama dan mendapatkan izin dari Kemenhub serta dinilai tidak melanggar CASR," ujar Komisaris Utama (Komut) Garuda Indonesia, Jusman Sjafii Djamal, dalam keterangan tertulis, Kamis (13/4/2017).

Nomenklatur Direktur Produksi dimaknai sebagai mata rantai nilai tambah. Sebuah proses bisnis dalam suatu sistem, yang mengintegrasikan dan mensinergikan fungsi operations systems untuk safety for Airborne atau sistem berupa tata cara dan mekanisme untuk menjamin kualitas Safety operasi armada pesawat untuk dioperasikan.

Baca juga: Ini Jajaran Lengkap Direksi Baru Garuda

Selain itu, fungsi engineering berupa sistem dan mekanisme serta SOP (Standard Operating Procedure) untuk menjamin kelaikan dan kesehatan pesawat terbang. Di Garuda ada Chief Operations, Chief Pilots, Chief Engineering plus GMF. Rentang tanggung jawab jelas dan sesuai CASR, jadi bisa diaudit.

"Safety is the foundation of Airline, apalagi buat Garuda Airline sebagai Flag Carrier Indonesia tak mungkin ada kompromi di Safety of Airplane operations. Jadi enggak ada aturan yang ditabrak oleh Garuda. Di Citilink juga tidak ada Direktur Operasi, yang ada Direktur Produksi. Siapa yang bertanggung jawab pada safety? Ada organisasi Chief Operation and Chief Engineering dan Chief Pilot yang memenuhi syarat CASR," terang Jusman.

Jusman menjelaskan, nama produksi merujuk pada value chain. Fokus produksi adalah kelayakan wahana operasi untuk menciptakan ketepatan waktu penerbagan atau on time performance dan EBITDA dengan kepuasan pelanggan yang prima. Bagaimana cara kerjanya? Gunakan SOP yang sesuai CASR dalam manual yang direvisi. Safety is the foundation of Airlines business suatu keharusan. Selain itu jangan lupa di Garuda Ada GMF untuk memproteksi kesehatan Pesawat dalam operasi sehari hari.

Garuda sedang transformasi proses bisnis, berdasarkan pendekatan sistem untuk integrasi dan sinergi antar core competency. Sebab Garuda memiliki 156 Pesawat, yaitu badan lebar maupun narrow body dan juga ATR serta CRJ ada beberapa jenis tipe. Ada rute international ada rute domestik.

Mesti dikelola dengan tata cara yang berbeda ketika menghadapi tekanan kompetisi yang semakin ketat. Perlu optimalisasi utilitas pesawat, pengaturan rute, deployment crew agar on time performance terjaga. Sebab pelanggan ingin Garuda tepat waktu sesuai jadwal.

"Apalagi harga avtur Pertamina 12-20 % lebih mahal dibanding dengan Singapura. Safety pasti jadi fondasi bisnis airlines. Sekali lagi Terima kasih atas feedback dan rasa cinta serta concern pada tingkat Safety di Garuda dengan perubahan nomenklatur Direktur Operasi jadi Direktur Produksi. Beliau Wanita Professional terbaik dalam bidang operation and route analysis yang dimiliki Garuda saat ini," pungkas Jusman. (hns/wdl)

Hide Ads