Inco Naikkan Biaya Capex Sampai US$ 280 Juta Selama 5 tahun
Selasa, 26 Apr 2005 13:40 WIB
Jakarta - Perusahaan tambang nikel PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO)menaikkan biaya modal (capital expenditure/capex) dari US$ 250 juta menjadi sebesar US$ 275 juta sampai US$ 280 juta. Capex tersebut untuk periode empat tahun dari tahun 2005 sampai 2009.Biaya capex tersebut untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sungai Larona Sulawesi. Peningkatan capex tersebut karena perubahahan kondisi geoteknikal di lokasi pembangunan PLTA dan akibat dari meningkatnya harga-harga komoditi seperti minyak dalam pos biaya.Mengenai pendanaannya, perseroan telah memiliki beberapa opsi untuk proyek financing yang akan diputuskan dalam beberapa minggu kedepan. Opsi yang sedang dikaji diantaranya, dana internal perseroan yang saat ini sebesar US$ 260 juta, pinjaman bank, serta penerbitan obligasi. Beberapa lembaga keuangan lokal dan asing telah menawarkan pinjaman ke INCO.Demikian diungkapkan oleh Direktur PT INCO Indra Ginting dalam jumpa pers di kantornya Plaza Bapindo Jakarta, Selasa,(26/4/2005). Menurutnya, dengan pembangunan PLTA tersebut akan ada penambahan energi sebesar 90 mega watt sehingga total seluruh energi yang dimiliki INCO menjadi 365 mega watt per tahun."Penambahan PLTA tersebut akan mebantu meningkatkan produksi sekaligus mengurangi resiko ketersediaan energi pada musim kemarau," kata Indra. INCO menargetkan peningkatan produksi nikel sebesar 25 persen menjadi 200 juta pon dalam matte pada tahun 2009 setelah jalannya PLTA tersebut. Perseroan juga optimis mencapai target produksi tahun ini sebesar 160 juta pons nikel dalam matte.Sementara pada kuartal pertama 2005, INCO mencatat penurunan laba bersih sebesar 31 persen menjadi US$ 50,9 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 73,4 juta. Penjualan juga turun sebesar 11 persen menjadi US$ 179,9 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 191,9 juta.
(qom/)