Pada jelang Lebaran saat ini, CPIN melakukan pengurangan telur tetasnya jauh lebih besar, yakni 40% dari total telur yang dimilikinya selama seminggu, atau sebanyak 3,8 juta butir. Porsi itu lebih besar dibanding pengurangan biasanya yakni sebesar 8% atau setara 1,8 juta butir per minggu.
Komisaris Independen CPIN Suparman Sastrodimedjo menjelaskan, pengurangan telur tetas jauh lebih besar lantaran banyaknya telur yang tidak terawat karena libur Lebaran. Dikhawatirkan jika tidak dikurangi lebih besar, maka jumlah DOC pasca Lebaran akan membeludak. Belum lagi kemungkinan para peternak rumahan yang menetaskan telurnya pasca Lebaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Telur sebanyak 3,8 juta itu dimanfaatkan oleh CPIN untuk menggelar CSR. Telur yang sudah terbuahi namun tidak ditetaskan itu dibagikan ke 11 provinsi, yakni Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Papua
Khusus untuk di Jakarta telur yang dibagikan sebanyak 6,5 ton atau 110.000 butir telur. Di mana telur-telur tersebut dibagikan untuk 31 yayasan yang berada di Jakarta dan sekitarnya.
"Jadi ini langkah pengurangan DOC. Kalau telur tidakk di CSR-kan, setelah Lebaran di tetastkan lagi, nanti DOC-nya tambah banyak sehingga harga lifebird-nya akan semakin jelek juga, kita juga yang rugi," tandasnya. (ang/ang)











































