Menkominfo Hubungi Bos BEI Terkait Perdagangan Saham Error

Menkominfo Hubungi Bos BEI Terkait Perdagangan Saham Error

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 10 Jul 2017 15:55 WIB
Perdagangan Saham Error (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menjamin berhentinya sistem perdagangan saham pagi tadi hanya karena sistem informasi pendukung data feed yang eror. BEI berani menegaskan bahwa kejadian itu bukan karena serangan virus ataupun hacker.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio menjelaskan, penghentian sistem perdagangan yang terjadi sejak pembukaan hingga 10.00 WIB hanya lantaran datafeed yang error. Sementara Jakarta Automated Trading System (JATS) tidak terjadi masalah.

"Hanya itu. Jadi publik bisa nggak tahu informasinya ke semuanya, ke Bloomberg, RTI, semuanya. Publik jadi enggak dapat informasinya. Sebenarnya kalau sistem perdagangannya jalan, enggak ada problem," tegasnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (10/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga menegaskan kejadian tersebut bukan serangan virus ataupun hacker. Bahkan dirinya berani menjamin bahwa sistem perdagangan bursa masih aman dari serangan.

Alasannya, kata Tito, sistem perdagangan bursa menggunakan perangkat lunak dari Linux yang diadopsi dari Nasdaq (Bursa Saham Amerika). Sementara virus yang sempat ramai beberapa waktu yang lalu hanya menyerang perangkat lunak Windows.

"Pada dasarnya kita tidak menggunakan Windows, tapi Linux, yang diserang kan windows. Walaupun begitu, cek dan riceknya kita tambah setiap hari sekarang," imbuhnya.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara bahkan sempat menelpon pihak BEI untuk memastikan bahwa sistem BEI tidak terjangkit virus. BEI pun menjelaskan hal itu hanya karena sistem penunjang datafeed yang error.

"Tadi kita juga berterima kasih ke Mekominfo Rudi Antara sudah telepon menanyakan apakah ini virus. Kita bilang bukan, ini bukan virus karena ini bukan windows," tukasnya.

Untuk memperketat pengamanan sistem perdagangan saham di pasar modal Indonesia, BEI juga akan melakukan investasi hingga US$ 25 juta untuk meningkatkan keamanan sistem.

"Itu namanya availability. Jadi di dunia tingkat availability itu maksimum 99,999%, kita ini 99,975%. Tahun depan kita naik 99,98%. Tiap kenaikan 0,05%, investasinya bisa US$ 20-25 juta. Kita maunya 30 Agustus nanti kita sudah pindah ke sistem yang baru. Tempat juga pindah ke satu tempat yang tier 3, sekarang tier 2," tukasnya. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads