Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan oleh Direktur Utama BEI Tito Sulistio, Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi, dan Direktur Utama BRI Suprajarto di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (11/8/2017).
Desa Nabung Saham merupakan program kegiatan dan inklusi pasar modal di wilayah desa dengan melakukan edukasi. Selain itu nanti keberlanjutan dari kerjasama tersebut akan menyediakan fasilitas pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) agar masyarakat desa bisa berinvestasi saham.
"Ini untuk memberi tahu bahwa nabung saham itu bisa. Jadi bukan hanya nabung uang di bank. Karena ke depan kalau semua lapisan masyarakat ini mulai bisa nabung saham waduh aset itu untuk Indonesia," kata Suprajarto di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (11/8/2017).
Sementara Tito mengaku, pihaknya sengaja menggandeng BRI lantaran bank ini memiliki jaringan yang paling besar selain juga memiliki kekuatan besar di segmen mikro. BEI akan mengkolaborasikan 26 kantor perwakilan BRI dan jaringan perbankan BRI yang terdiri dari 476 kantor cabang, 603 kantor cabang pembantu, 983 kantor kas, 5.360 BRI Unit fdan 3.179 Teras BRI.
"Nasabahnya saja 52 juta orang. Khusus pasar modal kita buka jangka panjang. tapi dengan muscle-nya BRI ini bisa lebih cepat. Dia punya ke seluruh desa, dia punya semua, dia punya satelit," kata Tito.
Sementara KSEI akan membantu menghubungkan dengan 108 perusahaan efek, 20 bank kustodian 70 manajer investasi dan 14 bank administrator RDN. Masyarakat desa akan dijanjikan kemudahan dalam membuka rekening saham nantinya.
Menurut Friderica hal itu penting agar masyarakat desa tidak lagi menjadi target penipuan investasi. Minimnya pengetahuan membuat masyarakat desa mudah terjaring investasi bodong.
"Penipuan investasi bahkan sudah masuk ke level desa. Ini langkah stratagis untuk mengedukasi masyarakat. Kita akan support, percepatan pembukaan RDN," kata Friderica. (dna/dna)