Sepanjang semester I-2017, MPPA mengalami kerugian bersih sebesar Rp 189,83 miliar. Padahal di periode yang sama di tahun sebelumnya MPPA berhasil mengantongi laba bersih Rp 24,89 miliar.
Penjualan MPPA sebenarnya turun tipis dari Rp 6,9 triliun menjadi Rp 6,7 triliun. Namun beban penjualan naik dari Rp 82,1 miliar jadi Rp 111,2 miliar. Beban umum dan administrasi juga naik dari Rp 963,52 miliar jadi Rp 1,07 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang tidak bisa menutup mata bahwa pasar sedang sulit sejak tahun lalu. Teman-teman peritel lainnya juga merasa begitu, termasuk MPPA, apalagi daya beli turun baru mau pulih. Tapi ini bukan sebgai penyebab utama, meski memang ada dinamika slow," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Kamis (24/8/2017).
Untuk memperbaiki kinerja keuangannya, MPPA tengah melakukan berbagai upaya efisiensi. Salah satu upaya yang paling ekstrem dengan melakukan pemotongan gaji yang dilakukan secara sukarela oleh tingkat direksi hingga jajaran vice president.
"Kami sukarela melakukannya, kami bersedia sebagian gaji kami dipotong untuk memberikan kontribusi kepada perusahaan. Mungkin 10-20%, berbeda-beda besarannya," aku Danny.
Selain itu, pihaknya juga menghapus kegiatan perjalanan dinas-dinas ke luar kota dalam rangka kunjungan gerai. Proses kontrol gerai di luar kota dilakukan melalui sambungan telepon maupun video confrence.
Sedang di level gerai, perseroan melakukan penyesuaian stok barang dagangan. Selain itu biaya operasional di setiap gerai diefisiensikan.
"Misalnya kita jaga stok jangan sampai kekurangan atau kelebihan barang. Selain itu operasional juga, listrik dan air kami efisiensikan, tapi bukan berarti lampu jadi remang-remang atau AC tidak nyala," tukasnya. (ang/ang)