Harga Beras Diatur, Bagaimana Nasib Saham HOKI dan AISA?

Harga Beras Diatur, Bagaimana Nasib Saham HOKI dan AISA?

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 29 Agu 2017 10:48 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas beras. Kebijakan tersebut menjadi sentimen negatif bagi pergerakan saham emiten beras.

Seperti misalnya emiten PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI). Saham HOKI tercatat anjlok 18,92% pada saat pengumuman HET beras 24 Agustus 2017 ke level Rp 300 per saham. Bahkan saat itu saham HOKI sempat menyentuh level terendah Rp 280 per saham.

Keesokan harinya saham HOKI rebound naik 6% ke level Rp 618. Namun pada 28 Agustus 2017 saham HOKI kembali melemah 3,14% ke Rp 308.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta, sentimen kebijakan penetapan HET memang menjadi pemberat bagi saham HOKI. Pelaku pasar menilai hal itu akan membuat kinerja perusahaan semakin terbebani.

"Jadi diyakini akan mengurangi kemampuan perusahaan dalam meningkatkan pendapatanan dan kinerja dari sisi keuangan," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Selasa (29/8/2017).

Sementara untuk saham emiten beras lainnya yakni PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) sepertinya tidak begitu berdampak atas kebijakan tersebut. Pada perdagangan 24 Agustus saham AISA justru menguat tipis 0,96% ke Rp 1.055. Meskipun saham AISA memang sudah dalam trend negatif sejak menggeliatnya kasus yang menimpa anak usahanya PT Indo Beras Unggul.

Namun Nafan meyakini, saham AISA lebih kebal terhadap sentimen negatif penetapan HET. Sebab emiten tersebut juga memiliki diversifikasi bisnis, seperti produk pangan lainnya, meskipun bisnis beras masih menjadi andalannya.

"Untuk pergerakan saham kelihatannya AISA lebih sustainable. Kalau HOKI juga sudah mulai stabil," tuturnya.

Nafan memprediksi saham HOKI masih akan bergerak dalam rentang Rp 300-324. Sementara AISA diprediksi akan bergerak dalam rentang Rp 1.015-1.130.

"Dua saham ini di-hold dulu, sambil tunggu sentimen positif lainnya," tukasnya.

(ang/ang)

Hide Ads