Saham Calon 'Pemilik' AirAsia Terus Melejit, Analis: Hati-Hati

Saham Calon 'Pemilik' AirAsia Terus Melejit, Analis: Hati-Hati

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 04 Sep 2017 16:16 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (CMPP) menjadi emiten yang dipilih PT Indonesia AirAsia (IAA) untuk melakukan backdoor listing. AirAsia Bhd akan membeli saham right issue CMPP yang kemudian uangnya untuk mengakuisisi saham IAA.

Aksi korporasi tersebut mampu membuat saham CMPP terus melambung bahkan sebelum informasi tersebut terkuak. Pada awal bulan Agustus kemarin saham CMPP masih berada di kisaran Rp 110 per lembar.

Namun berselang tiga pekan kemudian, sahamnya sudah berada di Rp 380 per lembar pada 21 Agustus 2017. Itu berarti ada lonjakan sekitar 245% hanya dalam waktu singkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pun menjatuhkan suspensi pada saham CMPP dengan rangka cooling down. Perseroan juga diminta untuk memaparkan informasi terkait aksi apa yang akan dilakukan perseroan dalam waktu dekat.

Pada 31 Agustus kemarin, CMPP telah menggelar paparan publik insidentil dan menjelaskan rencana tukar saham dengan AirAsia tersebut. Suspensi pun dicabut oleh BEI.

Hari ini saham CMPP kembali meroket 94 poin atau 24,74% ke level Rp 474. Saham CMPP langsung autoreject.

Jika melihat pergerakannya, saham CMPP seakan sangat menggiurkan bagi pelaku pasar. Padahal backdoor listing belum tentu membuat fundamental keuangan perseroan semakin membaik. Sebab CMPP diketahui akan mengubah kegiatan usahanya utamanya menjadi penerbangan murah.

Menurut Analis Recapital, Sekuritas Kiswoyo Adi Joe sebenarnya belum tentu backdoor listing akan membuat masa depan emiten tersebut cemerlang. Apalagi industri maskapai di Indonesia sedang berat, terlihat dari kinerja maskapai yang sudah listing di pasar modal PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

"Belum tentu juga bagus, ini kan bisnis penerbangan ada contohnya Garuda Indonesia yang enggak bagus-bagus banget. Garuda Indonesia saja enggak bagus banget, apalagi ini penerbangan murah. Jadi harus dilihat dulu," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Senin (4/9/2017).

Menurut Kiswoyo, untuk melihat apakah backdoor listing akan membawa pengaruh positif bagi CMPP membutuhkan waktu setidaknya 1 tahun. Perseroan harus melakukan penyesuaian terlebih dahulu untuk mengubah bisnis utamanya, kemudian baru terlihat dari laporan keuangan yang sesungguhnya.


"Seperti MYRX butuh waktu 1 tahun baru kelihatan. Sampai akhir tahun dia memtuskan dulu perpindahan, kemudian baru terlihat 6 bulan lagi kinerjanya. Jadi baru kelihatan prospeknya dalam 1 tahun ke depan," tambahnya.

Apalagi menurut keterbukaan informasi CMPP IAA pada semester I-2017 mengalami kerugian Rp 557,88 miliar. Kerugian tersebut membengkak 1.507% jika dibandingkan dengan rugi bersih periode yang sama di 2016 sebesar Rp 34,7 miliar.

"Apalagi mereka masih ada rugi. Tapi kita belum tahu ruginya bagaimana, apakah rugi forex atau sebenarnya," tandasnya.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads