Melly, Pegawai Sevel Setiabudi misalnya. Nasibnya kini tidak jelas, lantaran sudah berusia 45 tahun. Dia mengaku sudah kehilangan harapan untuk mencari pekerjaan baru.
"Kalau mau melamar pekerjaan baru sudah tidak mungkin, sudah terbentur usia," tuturnya kepada detikFinance di Matraman, Jakarta, Selasa (26/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Suami saya cuma kerja part time, ikut bisnis temannya. Ya pendapatannya kadang-kadang saja," imbuhnya.
Untuk menutupi kebutuhan keluarganya, Melly pun kini berjualan nasi uduk di sekitar rumahnya. Pendapatannya pun belum mencukupi lantaran sekala usahanya yang masih sangat kecil.
Sementara uang pesangon yang diharapkannya tak kunjung cair. Sudah 3 bulan dia dijanjikan perusahaan bahwa pesangonnya akan dibayarkan, namun hingga kini uang pesangon masih berupa harapan kosong saja.
"Padahal uang pesangon bisa buat saya modal cari tempat yang lebih besar," katanya.
Melly sendiri sudah bekerja sejak 1990 saat MSI masih bernama PT Modern Purtra Indonesia. Kala itu bisnisnya masih berkutat di bidang cetak foto. Lalu pada 2010, dia ditarik menjadi karyawan Sevel. Dia bahkan sudah berpindah beberapa lokasi Sevel.
"Jadi saya sudah 27 tahun lah bekerja untuk perusahaan," tambahnya.
Nasib yang sama juga dirasakan oleh Lili. Wanita berusia 49 tahun ini malah belum memiliki usaha.
"Saya cuma di rumah saja, mau melamar juga sudah enggak bisa. Ya menunggu nasib saja," tuturnya. (ang/ang)