Ratu Prabu Energi sendiri berdiri pada 31 Maret 1993 dengan nama PT Arona Binasejati. Perusahaan ini dulunya bergerak dalam bidang industri manufaktur wooden furniture, namun setelah 2008 perusahaan ini berganti nama dan kegiatan bisnis di bidang investasi energi migas dan real estate.
Sahamnya ARTI pertama kali diperdagangkan di pasar modal RI pada 30 April 2003 dengan penjamin emisi efek PT Harumdana Sekuritas. Perusahaan melepas 95 juta lembar saham biasa dengan harga penawaran Rp 650.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak dicatatkan saham ARTI terus menurun. Bahkan pada Mei 2015 saham ARTI sempat anjlok ke level Rp 75. Namun setelah itu saham ARTI terus naik setelah perseroan melakukan rights issue.
Namun pada kuartal III-2016 saham ARTI kembali dalam tren pelemahan. Sampai menyentuh level terendah Rp 50 alias gocap pada November 2016.
Beberapa kali saham ARTI sempat keluar dari level paling dasar itu. Namun pada Februari 2017 saham ARTI kembali ke level gocap dan terlelap di zona itu hingga hari ini.
Adapun susunan pemegang sahamnya adalah OT Ratu Prabu sebesar 35,354%, DP Bukit Asam sebesar 9,375% dan pemegang saham publik sebesar 55,271%.
Komisaris Utama Ratu Prabu adalah Derek Prabu Maras, sementara menduduki jabatan Komisaris adalah Agus Cahyo Baskoro.
Di jajaran direksi, ada Burhanuddin Bur Maras sebagai Direktur Utama, kemudian ada Gregory Quinn Maras, Gemilang Zaharani dan Iskandarsyah sebagai direktur. (zlf/zlf)