Anak Usaha PTPP Ini Targetkan Kontrak Baru Rp 7,5 Triliun

Anak Usaha PTPP Ini Targetkan Kontrak Baru Rp 7,5 Triliun

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 05 Feb 2018 16:44 WIB
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Jakarta - PT PP Presisi Tbk (PPRE) menargetkan kontrak baru di tahun ini sebesar Rp 7,5 triliun. Jika ditambah dengan kontrak carry over tahun sebelumnya Rp 9 triliun maka total proyek yang digarap anak usaha PT PP Tbk ini sebesar Rp 16,5 triliun.

Direktur Keuangan PPRE Benny Pidakso mengatakan, kebanyakan dari proyek yang digarap oleh perseroan saat ini adalah pekerjaan sipil seperti pengerjaan jalan tol8 dan bendungan

"Meang sifatnya civil work banyak pekerjaan persiapan dan tanah, kalau tol 2 tahun sementara bendungan 3-5 tahun. Kebanyakan pekerjaan awal, pekerjaan tanah pun sangat banyak 2018 carry overnya sangat besar, 2018 pekerjaan tanah sudah habis langsung genjot betonnya. Itu lebih besar makanya 2018 kita puncak-puncaknya," tuturnya di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (5/2/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya itu, perseroan juga tengah fokus menggarap kontrak jasa pengangkutan batu bara. Perseroan saat ini telah mendapatkan kontrak pengangkutan batu bara dari 2 perusahaan tambang batu bara di Sumatera Selatan (Sumsel) yakni PT Bara Sentosa Lestari (BSL) dan PT Sriwijaya Bara Logistik.


Benny mengatakan rata-rata penghasilan dari kontrak jasa pengangkutan batu bara pertahunnya bisa sekitar Rp 300-350 miliar pertahun. Itu artinya pada sepanjang 2017 lini bisnis jasa pengangkutan batu bara sudah menyumbang pendapatan sekitar Rp 700 miliar. Tahun ini perseroan akan kembali menandatangani 1 kontrak pengangkutan batu bara.

"Untuk yang ketiga masih dalam proses negoisasi. Wilayahnya masih sama di Sumatera juga. Nilainya juga hampir sama dari swasta juta," tambahnya.

Sementara untuk tahun ini perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp 4,9 triliun. Target tersebut meningkat drastis dari perkiraan pendapatan 2017 sebesar Rp 1,8 triliun.

Untuk laba perseroan menargetkan laba di tahun ini sekitar Rp 445 miliar atau meningkat jika dibandingkan perkirakan 2017 sebesar Rp 240 miliar.

Perseroan tahun ini pun menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 1,6 triliun. Dana tersebut akan berasal dari dana hasil pencatatan saham perdana (IPO) pada November tahun lalu sekitar Rp 1,01 triliun dan pinjaman dari pinjaman perbankan.

Capex tersebut sekitar 80% akan digunakan untuk pembelian peralatan alat berat, seperti truk pengangkut atau dump truck sebanyak 500-700 unit tergantung kebutuhan dari proyek yang digarap perseroan tahun ini.

"Kedua kita mau beli ekskavator, karena sekarang barangnya cukup langka. Padahal pemerintah mau genjot pembangunannya sekarang," kata Benny.

Sementara sisa capex akan digunakan untuk penambahan lahan workshop untuk menyimpan alat berat milik perseroan. Sebab 2 hektare lahan yang dimiliki perseroan saat ini tak mampu menamlung alat berat yang dimiliki. Lalu perseroan juga berniat untuk mengakuisi 2 perusahaan erektor dan pondasi. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads