Hari ini Benny mendatangi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melakukan mini expose. Selain didampingi para direksi Harvest Time, Benny datang juga bersama dengan PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk yang ditunjuk sebagai penjamin emisi alias underwriter.
"Tapi kita belum menyampaikan ke OJK, nanti saja," tuturnya singkat di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (15/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diperkirakan jumlah dana yang akan dihimpun dari pelepasan saham Harvest Time sekitar Rp 373 miliar sampai dengan Rp 560 miliar. Seluruh dana hasil IPO akan digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur, bangunan, perumahan dan sarana pendukung lainnya di kawasan Maja yang menjadi lokasi proyek Citra Maja Raya yang digarap perusahaan.
Masa penawaran awal akan dilakukan pada 16-21 Maret 2018. Perseroan berharap mendapatkan pernyataan efektif pada 28 Maret 2018. Sementara masa penawaran pada 2-3 April 2018 dan diperkirakan saham Harvest Time akan tercatat di pasar modal pada 9 April 2018.
Harvest Time sendiri saat ini sahamnya sebanyak 51,45% dimiliki oleh PT Mandiri Mega Jaya, 12,03% dipegang PT Wiracipta Senasatria, 33,84% dikempit oleh PT Mitra Lintas Persada dan sisanya 2,67% dipegang oleh Benny.
Baca juga: Benny Tjokro Lepas 130,9 Juta Saham RIMO |
Sementara 99,99% saham PT Mandiri Mega Jaya dikuasai oleh PT Hanson Internasional Tbk (MYRX), yang mana Benny menduduki posisi Direktur Utama di perusahaan tersebut.
Harvest Time sendiri memiliki total aset hingga 30 September 2017 sebesar Rp 1,5 triliun dan total liabilitas sebesar Rp 360,7 miliar. Sehingga total ekuitas perseroan mencapai RP 1,16 triliun.
Pada kuartal III-2017 calon emiten pasar modal ini mengantongi laba komprehensif tahun berjalan sebesar Rp 121,7 miliar. Angka itu berbanding terbalik dibanding periode yang sama di 2016 yang mana perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 5,8 miliar.