"Sekarang di Februari sampai minggu ketiga Maret akan ada volatilitas," kata Agus usai acara High Level Conference Annual Meeting 2018 di Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Agus menyebutkan gejolak nilai tukar berada di kisaran yang masih wajar yakni di level 7-8%. Gejolak itu juga dipengaruhi dari global khususnya AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, terkait dengan kenaikan Fed Fund Rate (FFR) oleh The Fed juga menjadi salah satu faktor volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar. Meski demikian, Ban Indonesia akan selalu berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai rupiah.
"Dalam hal ini kita juga memberikan pesan bahwa BI tetap akan memberikan keleluasaan nilai tukar rupiah untuk bisa mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia. Jadi yang ingin kami sampaikan bahwa menjelang Maret, Juni, Desember pasti akan ada volatilitas, dan BI saat melakukan upaya penstabilan hanya pada saat nilai tukar itu menunjukkan kondisi tidak mencerminkan fundamentalnya," ungkap dia. (dna/dna)











































