Seorang pedagang asal Bandung, Jawa Barat bernama Ade adalah salah satunya. Pria ini menjual pita bernuansa aksi yang biasa dipakai sebagai ikat kepala para peserta aksi.
Kepada detikFinance, ia bercerita, aksi-aksi semacam ini sering kali mendatangkan rupiah yang lumayan untuk menyambung hidup keluarganya di Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari menjual pita ini, ia bisa mendulang hingga Rp 1,2 juta sepanjang aksi.
"Saya biasanya bawa 200 helai (pita), biasanya selalu habis. Rata-rata saya bisa dapat Rp 800-900 ribu. Yang paling tinggi waktu aksi 212, saya bisa bawa pulang Rp 1,2 juta," ujar dia kepada detikFinance di sela aksi yang digelar di Monas, Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Ia memperoleh pita-pita tersebut dari sentra produksi sablon di Pasir Koja, Bandung dengan harga satuan Rp 4.000 per helai. Namun biasanya ia memperoleh harga borongan Rp 600.000 untuk 200 helai pita.
![]() |
Untuk menekan biaya transportasi, biasanya ia menumpang mobil rombongan bersama pedagang pernak-pernik lainnya.
"Saya rombongan ada 6 orang. Ada yang jual pin, ada yang jual syal dan pita seperti saya," jelas Ade.
Menjual pita tentu bukan bisnis harian yang dilakoni Ade. Bila tak ada peristiwa aksi seperti hari ini, Ade sehari-harinya berjualan batagor di Sekolah dasar (SD). Bila akhir pekan tiba, ia biasa beristirahat.
Namun bila ada informasi aksi, kesempatan itu tak ia lewatkan.
"Biasanya kita dapat info dari broadcast kalau mau ada aksi. Kalau nggak, biasanya juga pengajian-pengajian di Bogor, Purwakarta, di mana-mana kalau ada info kita jalan," tandasnya.
![]() |