Dihantam Sentimen Defisit Neraca Dagang, IHSG Anjlok ke 5.838

Dihantam Sentimen Defisit Neraca Dagang, IHSG Anjlok ke 5.838

Dana Aditiasari - detikFinance
Selasa, 15 Mei 2018 16:55 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) siang ini masih berada di zona negatif merespons laporan BPS soal neraca dagang RI yang defisit. Neraca perdagangan RI defisit US$ 1,63 miliar di April 2018.

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah kembali menguat. Dolar AS berada di level Rp 14.030, naik dari tadi pagi Rp 14.017.

Pada perdagangan preopening, IHSG berkurang 21,078 poin (0,35%) ke level 5.926,077. Indeks LQ45 turun 5,300 poin (0,55%) ke level 955,700

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Membuka perdagangan, Selasa (15/5/2018), IHSG turun 10,938 poin (0,18%) ke level 5.936,217. Indeks LQ45 turun 4,168 poin (0,43%) ke level 957,832.

Pada pukul 09.05 waktu JATS, IHSG masih berada di zona negatif dengan penurunan 40,054 poin (0,67%) ke level 5.907,101. Indeks LQ45 turun 11,901 poin (1,24%) ke level 950,099.

Hingga jeda siang ini, IHSG masih melanjutkan pelemahan. IHSG anjlok 75,647 poin (1,27%) ke level 5.871,508. Indeks LQ 45 juga berkurang 20,359 poin (2,12%) ke level 941,641.

Makin sore, IHSG anjlok makin dalam. IHSG turun 109,039 poin (1,83%) ke 5.838,116. Indeks LQ45 melemah 26,650 poin (2,77%) ke 935,350.

Pelemahan IHSG dipicu minimnya sentimen positif yang ada ditambah adanya sentimen negatif teror bom dan laporan BPS yang menyebut RI defisit neraca perdagangan April 2018.

Sebanyak 8 Sektor saham berada di zona merah sehingga mendorong pelemahan IHSG. Sektor keuangan memimpin pelemahan dengan 2,96%, disusul sektor infrastruktur 2,51%.

Perdagangan saham siang ini terpantau cukup ramai dengan frekuensi perdagangan 408.721 kali, volume transaksi 9,9 miliar dengan nilai Rp 9,3 triliun. Sebanyak 154 saham menguat, 218 melemah dan 117 saham stagnan. Investor asing mencatatkan jual bersih sekitar Rp 1,16 triliun.

Neraca perdagangan RI pada April 2018 mengalami defisit US$ 1,63 miliar. Ekspor tercatat US$ 14,47 miliar, sementara impornya US$ 16,09 miliar.

"Neraca perdagangan di luar ekspektasi defisit US$ 1,63 miliar," kata Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Selasa (15/5/2018).

Neraca perdagangan RI bulan Maret lalu sudah membaik. Sayangnya, pada April ini kembali defisit karena impor yang tumbuh tinggi.

"Pada Maret membaik, April ini defisit karena impor yang sangat tinggi. Maka dibutuhkan perhatian. Ini defisit karena dari migas US$ 1,13 miliar, non migasnya US$ 495,6 juta," ungkapnya. (dna/zlf)

Hide Ads