Sritex Bagi-bagi Dividen Rp 163 Miliar

Sritex Bagi-bagi Dividen Rp 163 Miliar

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 18 Mei 2018 12:54 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 163,6 miliar atas laba bersih perusahaan pada 2017. Total dividen tersebut mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu meningkat 193% dibandingkan angka dividen pada tahun sebelumnya sebesar Rp 55,78 miliar.

Presiden Direktur PT Sri Rejeki Isman Tbk Iwan Setiawan menyatakan selama 2017, perusahaan mampu menunjukkan kinerja yang semakin kuat dan meningkat dengan membukukan penjualan sebesar US$ 759,3 juta selama 2017 atau naik sekitar 12% dari penjualan 2016 yakni Rp 679,9 juta.

"Nilai total penjualan ekspor perusahaan pada tahun kemarin adalah sebesar US$ 405 juta dan memberikan kontribusi sebesar 53,3% dari total penjualan dengan kenaikan nilai sebesar 13,4% dibanding penjualan ekspor tahun 2016," ujar Iwan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/5/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Lebih jauh Iwan menjelaskan, peningkatan total penjualan perusahaan selama 2017 merupakan wujud keberhasilan dari strategi-strategi yang dijalankan, yang mencakup peningkatan kapasitas produksi, efisiensi proses produksi dan operasional serta fokus pada penjualan produk-produk bernilai tambah tinggi.

Total dividen PT Sri Rejeki Isman Tbk tersebut akan dibagikan untuk 20.452.176.844 lembar saham dan akan dibayarkan pada tanggal 21 Juni 2018 kepada para pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan per tanggal 31 Mei 2018.

Iwan Setiawan menyatakan jika dibandingkan dengan beberapa pesaing domestik, PT Sri Rejeki Isman Tbk masih merupakan pemimpin pasar pada tahun 2017 dengan membukukan total penjualan yang lebih besar dibandingkan para pesaing.

"Kami melihat industri tekstil nasional secara keseluruhan masih akan mengalami peningkatan, terlebih dengan mempertimbangkan adanya kecenderungan peningkatan permintaan dari pelanggan yang diiringi juga dengan penambahan basis pelanggan kami," jelasnya.

Negara-negara di kawasan Asia Tenggara, kata Iwan, memberikan kontribusi sebesar 9% pada pangsa pasar tekstil global. Sementara di tingkat Asia Tenggara, kontribusi Indonesia mencapai 30% untuk pangsa pasar tekstil.

Kinerja ekspor tekstil Indonesia, kata Iwan, selama beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar 7,9% per tahun. Dalam paparan publik yang dilaksanakan seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Perseroan untuk tahun 2018 menargetkan peningkatan penjualan sekitar 35-40%.

"Sehingga total penjualan kami di tahun 2018 sudah melebihi angka US$ 1 miliar dan kami juga sangat optimis dapat mencapai target tersebut," ujar Iwan.


Terkait dengan perluasan pasar ekspor, dia menyatakan bahwa program tersebut cukup berhasil mengingat adanya peningkatan kontribusi penjualan ekspor menjadi 53,3% dari total penjualan selama tahun 2017 dari sebelumnya 52,5%.

"Dengan bertambahnya kapasitas produksi maka di tahun 2018, kami menargetkan penjualan ekspor bisa berkontribusi dalam kisaran 56-58% dari total penjualan. Selain itu kami juga mengembangkan pasar ekspor baru dengan menambah portfolio pelanggan global," tegas Iwan.

Mendongkrak Kinerja

Direktur Keuangan Sri Rejeki Isman Allan Moran Severino menambahkan kinerja finansial SRIL juga terbukti sangat solid dan positif.

"Beberapa indikator keuangan seperti margin laba kotor, margin laba operasi dan margin laba bersih masing-masing sebesar 22,6%, 17,7% dan 9% meningkat dibandingkan tahun 2016 yang masing-masing sebesar 21,4%, 17,0% dan 8,7%," jelasnya.

Secara otomatis EBITDA margin Perseroan juga meningkat dari 19,9% menjadi 21,5% dibanding tahun lalu.

"Kami akan terus melakukan program efisiensi baik dalam proses produksi maupun operasional untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang," kata Allan.

Lebih jauh dia menjelaskan bahwa capex Perseroan untuk tahun 2017 sebesar US$ 25,1 juta digunakan bagi pemeliharaan mesin dan bangunan serta penambahan kapasitas di segmen garmen yang akan memberikan tambahan kapasitas di tahun 2018 dari 27 juta potong per tahun menjadi 30 juta potong per tahun.

"Sedangkan untuk tahun 2018 kami menargetkan capex sebesar US$30-US$40 juta, sehingga dengan program capex yang sudah menurun signifikan dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya maka Posisi Kas Perusahaan juga menjadi semakin besar," tutur Allan.

Dia menjelaskan bahwa kondisi Kas dan Setara Kas Perseroan sebesar US$ 127,2 juta meningkat signifikan (110,2%) dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 60,5 juta.

"Kami sangat optimis untuk tahun-tahun ke depan kami dapat menjaga tingkat likuiditas yang baik untuk mendukung kinerja Perseroan secara keseluruhan", ujar Allan. (ara/ang)

Hide Ads