Direktur Keuangan Sritex Allan Moran Severino mengatakan, jika ditambah dengan kapasitas pabrik yang ada saat ini maka produksi produk finishing naik menjadi 240 juta yards.
"Tapi pabrik ini baru selesai tahun ini, jadi kenaikan kapasitasnya belum kelihatan. Jadi rata-rata tahun ini mungkin kenaikannya 40% dari 120 juta. Tapi nanti di 2018 sudah sampai 240 juta," terangnya di Hotel Ritz Carlton, SCBD, Jakarta, Kamis (18/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Sritex yakin penjualan di produk akhir bisa meningkat. Oleh karena itu perseroan yakin kehadiran pabrik tersebut bisa meningkatkan porsi ekspor.
"Jadi ke depannya penjualan benang akan turun, penjualan kain putih juga akan turun. Kalau bicara benang value added-nya lebih kecil, jadi kita harus meningkat ke kain jadi dan garmen. Karena itu yang diserap pasar internasional," imbuhnya.
Sementara Wakil Direktur Utama Sritex Iwan Kurniawan Lukminto menambahkan, saat ini porsi penjualan ekspor sudah mendominasi. Hingga kuartal I 2017 porsi ekspor sudah mencapai 53% dari total penjualan sebesar US$ 180,2 juta.
"Tahun lalu itu porsi ekspor 49%, di bawah domestik. Saat ini kami targetkan porsi ekspor meningkat menjadi 55-56%," tukasnya. (ang/ang)