Sampai Kapan Dolar AS Perkasa Lawan Rupiah? Ini Kata BI

Sampai Kapan Dolar AS Perkasa Lawan Rupiah? Ini Kata BI

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 21 Mei 2018 22:25 WIB
Sampai Kapan Dolar AS Perkasa Lawan Rupiah? Ini Kata BI
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Bank Indonesia (BI) menganggap nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang sempat tembus Rp 14.200 masih fit alias dikehendaki oleh pasar keuangan nasional. Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo mengatakan lemahnya nilai rupiah dikarenakan tekanan global masih kuat, serta data perekonomian AS pun mengalami perbaikan yang cukup signifikan.

"Beberapa data makronya tumbuh lebih cepat dari yang kita perkirakan. Kedua, di euro juga ada pelemahan sehingga perkuat dolar AS. Jadi gambaran ini tunjukkan bahwa kondisi globalnya menarik pelemahan di mata uang regional termasuk Indonesia," kata Dody di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (21/5/2018).


Dody menyebut otoritas moneter nasional ini tetap berada di pasar menjaga stabilitas rupiah dengan tidak melawan arah pergerakan pasar keuangan nasional. Oleh karena itu, nilai dolar AS yang Rp 14.200 dikehendaki pasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya rasa level sekarang ini masih fit untuk kondisi rupiah, tentunya kami jaga likuiditas rupiah dan valas, jadi kami intervensi di pasar dan SUN. Artinya dengan level sekarang ini untuk perhitungan yang ada, artinya rupiah memang pasar menghendaki di level tersebut, tentunya kami tetap coba stabilkan dan kestabilan ini adalah nilai fundamental yang kita harus lihat," jelas dia.


Mengenai sampai kapan penguatan dolar AS terjadi, Bank Indonesia tidak mengetahuinya. Yang jelas, kata Dody, penyesuaian suku bunga acuan 7 Days Repo Rate menjadi obat depresiasi rupiah.

"Itu jadi pertimbangan kami naikkan 25 bps. Apakah kurang?tentunya data dependence, kita terus assess gimana pergerakan pasar, gimana dampak eksternal, dan kalau itu sebabkan instabilitas terus berlanjut, kita bisa lakukan upaya langkah yang lebih kuat, kita tidak ada yang tau (sampai kapan)," tambah dia.


Meski demikian, kata Dody, ketertarikan investor terhadap surat utang negara (SUN) tetap tinggi. Sebab, spread atau rentang imbal hasil antara obiligasi pemerintah masih berada di level 4,2-4,3%.

"Harusnya itu positif buat investor asing dengan nggak adanya risiko di domestik, spread-nya sekarang cukup lebar. Depresiasi sekitar per day-nya di bawah 0,2-0,3% masih ketutup return mereka, growthnya juga masih terjaga," tutup dia.


Dolar tembus Rp 14.000, apa kata Amien Rais? Tonton videonya:

(hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads