Moody's Bilang Lippo Kesulitan Keuangan, Benarkah Begitu?

Moody's Bilang Lippo Kesulitan Keuangan, Benarkah Begitu?

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 21 Jun 2018 15:07 WIB
Foto: Achmad Dwi Afriyadi/detikFinance
Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) disebut-sebut mengalami permasalahan likuiditas. Hal itu membuat Moody's Investors Service menurunkan rating perusahaan dari B1 menjadi B2 dengan outlook negatif.

Mendengar hal itu, Head Of Corporate Communication Lippo Karawaci Danang Kemayan Jati menegaskan LPKR tidak mengalami permasalahan likuiditas. Bahkan tahun ini perusahaan membagikan dividen tunai sebesar Rp 61,48 miliar atau Rp 2,7 per lembar saham.

"Kita tidak kekurangan likuiditas, masih untung, bahkan bagi deviden," tuturnya kepada detikFinance, Kamis (21/6/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika dilihat dari kinerja keuangan LPKR, pada 2017 laba bersih perusahaan turun 30,39% dari 2016 sebesar Rp 882,41 miliar menjadi Rp 614,17 miliar. Penurunan itu lantaran naiknya beban pokok pendapatan menjadi Rp 6,33 triliun dan beban usaha menjadi Rp 3,13 triliun.

Kondisi kas perusahaan juga turun dari posisi akhir 2016 sebesar Rp 3,24 triliun menjadi Rp 2,53 triliun di akhir 2017.

"Sampai dengan Mei masih mencatat keuntungan Rp 133 miliar," kata Danang.


Sebelumnya Moody's menurunkan rating LPKR dari B1 menjadi B2. Obligasi senior atau senior note yang diterbitkan anak usahanya Theta Capital Pte Ltd sebesar US$ 75 juta atau setara Rp 1,04 triliun (kurs Rp 13.900) juga ditetapkan B2 unsecured.

Aksi korporasi itu dalam rangka refinancing utang LPKR. Surat utang tersebut juga memiliki bunga 9,625% dan jatuh tempo hingga 2020.

B2 merupakan peringkat dalam arti obligor dalam kondisi keuangan bermasalah dan kemungkinan mengganggu kapasitas obligor untuk memenuhi kewajibannya. Meski obligor saat ini masih memiliki kapasitas untuk memenuhinya.


Riset Moody's juga mencatat pada 31 Maret 2018, 79% total utang Lippo Karawaci tidak dijamin. Mayoritas pinjaman Lippo Karawaci berada di perusahaan induk.

Dengan begitu, perusahaan diperkirakan akan mengalami kesulitan likuiditas. LPKR harus menghasilkan arus kas untuk menutupi kebutuhan likuiditas selama 12-18 bulan ke depan.

(ang/ang)

Hide Ads