Acara ini juga mengundang sekitar 100 orang tuna netra. Selain peluncuran, acara ini juga diisi dengan pembacaan buku yang ditulis oleh Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan oleh perwakilan penyandang tuna netra.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi singkat dan tanya jawab dengan Nicky. Ternyata antusias para penyandang tuna netra cukup besar. Mereka berebut untuk melempar pertanyaan atau hanya sekedar memberikan pernyataan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun salah satu penyandang tuna netra, Anwas justru memberikan pernyataan. Dia harap acara ini tidak hanya menjadi seremonial belaka.
Baca juga: Tuna Netra Kini Lebih Mudah Beli Saham |
Dia ingin agar kaum tuna netra benar-benar dibantu untuk mencoba masuk ke industri keuangan, bukan hanya di pasar modal tapi juga perbankan dan lainnya.
"Saya harap ini jangan hanya seremonial belaka jangan hanya hura-huta belaka, tapi ada follow up. Artinya berikan kami akses untuk mengakses dunia perbankan dan lain sebagainya," tegasnya di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (22/6/2018).
Berinvestasi di pasar modal saat ini erat kaitannya dengan teknologi. Investor bisa bertransaksi di mana saja dengan menggunakan komputer atau hanya smartphone.
Aplikasi-aplikasi trading yang disediakan oleh sekuritas juga biasanya menyediakan informasi pergerakan saham-saham yang tersedia. Investor juga bisa mendapatkan informasi mulai dari laporan kinerja keuangan emiten hingga berita-berita yang menjadi sentimen.
Hal-hal penting itu tentu menjadi batasan bagi kaum penyandang disabilitas. Padahal informasi itu sangat penting sebelum menentukan pembelian saham.
Nicky Hogan menanggapi bahwa BEI melalui perwakilan galeri investasi di daerah akan aktif menyambangi panti sosial tuna netra.
"Kami punya galeri di Bandung yang secara berkala akan berkunjung melakukan sosialisasi di bantu oleh perusahaan sekuritas," tuturnya. (zlf/zlf)