Dia menjelaskan, dalam pelaksanaannya pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2018 tercatat 5,06%. Kemudian inflasi pada 31 Mei 2018 tercatat 3,2% lebih rendah dari asumsi APBN sebesar 3,5%.
Kemudian untuk suku bunga SPN tercatat 4,2% per 31 Mei 2018 juga lebih rendah dibanding periode 2017 sebesar 5,1% dan 2016 sebesar 5,8%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian untuk harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) per Mei 2018 tercatat US$ 66 per barel lebih tinggi dari asumsi APBN sebesar US$ 48 per barel.
"Realisasi 2016 saja US$ 34 per barel ini naiknya sudah dua kali lipat," ujar dia.
Dia menambahkan untuk lifting minyak saat ini berada di level 742.000 barel per hari di bawah asumsi 800.000 barel per hari. Untuk gas 1.138 ribu barel per hari di bawah asumsi 1.200 barel per hari.
"Angka ini menjelaskan defisit neraca perdagangan periode Maret ini," imbuh dia.
Untuk pendapatan perpajakan dan non pajak jauh lebih baik dibanding dua tahun terakhir. Untuk perpajakan tercatat Rp 538,7 triliun tumbuh 33,3% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 470,3 triliun. Menurut Sri Mulyani tahun ini adalah yang terbaik dari sisi persentase target dan nominal.
Kemudian untuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tercatat membaik signifikan yakni mencapai Rp 145 triliun atau 52,6% dari target. Pada Mei tahun lalu Rp 123,5 triliun atau 47,5%.
"Kenaikannya signifikan dalam dua tahun terakhir," ujarnya. (ara/ara)