Mengenai hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Darmin Nasution menjelaskan ada hal baik dan buruk yang bisa terjadi ketika rupiah loyo. Kondisi tersebut tidak terlepas dari ketergantungan impor dan daya ekspor di dalam negeri.
"Rupiah melemah ada jeleknya ada bagusnya. Kalau bagusnya barang-barang kita di luar makin murah. Kemudian bagusnya lagi yaitu respons Pertamax yang tadinya kita jual Rp 13.000 menjadi Rp 14.000," kata dia saat memberikan pemaparan soal kondisi ekonomi dalam di pusdiklat Kementerian Luar Negeri, Selasa (24/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pelemahan Rupiah Belum Separah Krisis 1998 |
Sayangnya, masih ada hal buruk yang harus ditanggung karena dampak dari rupiah melemah, yaitu Indonesia masih bergantung pada impor.
"Ya kalau kita impor jeleknya itu jadi mahal. Masalahnya banyak barang yang nggak kita hasilkan tapi kita perlu, tapi kalau membuat produk industri itu nggak bisa nggak impor. Kita membeli produk dari luar semakin mahal," jelas dia.
Sebagai informasi dolar AS sebelumnya juga telah menyentuh level Rp 14.500-an sesaat setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan bunga acuan 7 days reverse repo rate pekan lalu.
Berdasarkan grafik, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah yang mencapai Rp 14.550 merupakan yang tertinggi pada periode yang sama dibanding tahun lalu. Penguatan dolar AS terus terjadi sejak awal tahun, bergerak dari angka Rp 13.277.
Darmin menjelaskan, pelemahan rupiah saat ini dibebani oleh dua kondisi global. Pertama adanya dampak perang dagang antara AS dan China yang membuat negara-negara maju ikut melakukan normalisasi kebijakan moneter.
Kedua, ada sentimen dari sinyal Bank Sentral AS Federal Reserve yang hendak kembali menaikkan suku bunga beberapa tahap di tahun ini. Tujuannya agar kembalinya dana-dana ke AS.
Menurutnya bukan hanya negara berkembang saja yang kesal atas hal itu. Presiden AS Donald Trump pun menurut Darmin ikut kesal.
"Bukan cuman kita bahkan Trump saja mulai marah, Ini The Fed kerjaannya menaikkan tingkat bunga saja. Sudah ada itu komentar itu dari Trump," tambahnya. (dna/dna)