Menurut Analis dan Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim ada beberapa hal yang membuat Rupiah sulit untuk melawan dolar Amerika Serikat (AS) baik dari eksternal maupun internal.
Seperti rencana kenaikan suku bunga The Fed, perang dagang antara AS dengan China hingga krisis mata uang di Turki. Sementara dari sisi internal antara lain mulai masuknya tahun politik hingga meraca dagang yang terus defisit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk tahun politik tentu sulit dipastikan kemungkinan terjadinya gesekan-gesekan antara kedua kubu. Sementara sentimen eksternal memiliki pengaruh juga terhadap neraca dagang RI.
"Untuk neraca dagang pemerintah harus kaji ulang atas paket kebijakan yang telah dikeluarkan," kata Ibrahim kepada detikFinance, Minggu (19/8/2018).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit di bulan Juli 2018 sebesar US$ 2,03 miliar.
Defisit terjadi karena impor Indonesia bulan Juli 2018 tercatat US$ 18,27 miliar, sedangkan ekspor bulan Juli 2018 tercatat US$ 16,24 miliar.
Untuk mendorong ekspor menurut Ibrahim pemerintah seharusnya jadi untuk mencabut kebijakan kewajiban pemenuhan batu bara khusus dalam negeri (domestic market obligation/DMO). Sebab batu bara menjadi salah satu komoditas yang memiliki andil besar terhadap ekspor RI.
"Memang kalau DMO dibatalkan PLN bisa alami kerugian Rp 61 triliun. Tapi kita itu sebelumnya eksportir terbesar batu bara. Sekarang kita nomor dua setelah Australia," tambahnya.
Ibrahim mengakui, memang upaya pemerintah menerapkan pelaksanaan mandatori pemanfaatan biodiesel 20% (B20) berpotensi memperbaiki neraca dagang RI. Namun Indonesia masih cukup besar dalam hal impor minyak mentah khususnya untuk Premium.
"Jadi pemeintah harus ambil risiko batalkan DMO wlaupuan PLN kemungkinan rugi tapi sebenarnya tdk masalah. Ini memang pemerintah diuji apakah pemerintah berani atau enggak batalkan DMO," tambahnya.
Ibrahim memprediksi nilai tukar Rupiah hingga akhir tahun tidak akan kembali ke zona Rp 13.000-an. Dia menghitung titik keseimbangan dolar AS terhadap rupiah yang baru adalah Rp 14.400.
Saksikan juga video ' Pelemahan Rupiah di Mata Jokowi ':
(das/dna)