Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi menilai, para investor di pasar modal seperti sudah mengantisipasi atas kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
"BI menaikkan suku bunga sekali lagi tapi ternyata indeks juga naik signifikan. Mungkin sudah diantisipasi oleh investornya. Memang Gubernur BI dalam paparannya juga pernah menyatakan bahwa tahun ini ada dua kali lagi kenaikan kemarin sudah yang 1," ujarnya di Solo, Jawa Tengah, Jumat (16/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inarno juga percaya, para pelaku pasar juga sudah mempersiapkan diri terkait era suku bunga yang tinggi di tahun depan. Apalagi BI sudah memberi sinyal akan menaikkan suku bunga beberapa tahap di 2019.
Sementara Kepala Eksekutif Pasar Modal sekaligus Dewan Komisioner OJK Hoesen mengatakan, pada dasarnya OJK juga mendukung keputusan BI untuk menaikkan suku bunga. Sebab salah satu tujuan dari kebijakan itu juga untuk menyelamatkan defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
Menurut Hoesen langkah itu memang diperlukan. Sebab selama ini yang bisa menutupi defisit neraca dagang adalah masuknya investasi asing.
"CAD ini memang terjadi dari dulu negatif karena impor. Tapi ada kompensasi karena ada portofolio yang masih. Portofolionya keluar makanya negatif. Perkembangan sekarang 1-2 minggu ini mulai in flow. Dampak kenaikan suku bunga ya itu memang kebijakan BI mengelola moneter, nilai tukar dan lain-lain. Ya kita support itu," ucapnya.