Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menerangkan, untuk perusahaan yang bergerak di bidang investasi memang rata-rata sepi transaksi. Para investor yang memegang saham perusahaan investasi biasanya untuk jangka panjang.
"Biasanya memang hold untuk long term karena keuntungannya saat perusahaan tersebut berhasil menjual hasil portofolio investasinya," terangnya kepada detikFinance, Rabu (5/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan investasi memang berbeda dengan perusahaan biasa. Biasanya pelaku investor bisa memprediksi kinerja perusahaan dengan melihat perkembangan dari pendapatan ataupun penjualannya.
Sementara perusahaan investasi baru bisa terlihat kinerjanya saat melampirkan kinerja investasinya. Portofolionya akan bagus ketika perusahaan berhasil berinvestasi hingga nilainya meningkat ketika dijual kembali.
"Dan hasilnya bisa dibagikan sebagai dividen ke pemegang saham SRTG. Jadi memang nature bisnisnya bukan yang seasonal," tambahnya.
Biasanya untuk emiten jenis ini, kata Frederik investornya memegang saham untuk jangka waktu yang lama. Sehingga terlihat wajar jika transaksinya sangat sepi.
Hingga jelang penutupan sore ini saham SRTG baru ditransaksikan dua kali. Masing-masing transaksi hanya dilakukan satu lot atau 100 lembar saham.
Tercatat harga saham SRTG sudah turun 5% ke posisi Rp 3.800. Saham yang berpindah tangan hanya 200 lembar dengan nilai transaksi hanya Rp 770.000. (das/ara)











































