OJK: IHSG Bisa Tembus 7.000 di 2019

OJK: IHSG Bisa Tembus 7.000 di 2019

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 28 Des 2018 19:50 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis indeks harga saham gabungan (IHSG) bisa membaik tahun depan. Menurut OJK ini karena banyak investor asing yang tingkat kepercayaannya tinggi terhadap pasar modal Indonesia.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso bahkan memprediksi bahwa IHSG bisa tembus ke level 7.000 pada tahun 2019.

"Tahun 2019 bisa lebih tinggi, caranya akan coba di-stimulate dengan memperbanyak instrumen dan meningkatkan jumlah emiten. Kami optimis bisa di atas 6.500 sampai 7.000," kata Wimboh di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (28/12/2018).

Wimboh menyebut peningkatan kepercayaan investor juga didukung dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang mulai membaik di kisaran Rp 14.500. Dia menjelaskan tahun depan seluruh pelaku pasar modal Indonesia bertekad untuk kembali memberikan kontribusi terbaiknya, khususnya untuk mendukung pembiayaan program-program ekonomi prioritas Pemerintah.

Tahun ini jumlah perusahaan baru yang mencatatkan efeknya di Bursa Efek Indonesia sebanyak 59 perusahaan. Ini merupakan jumlah IPO per tahun terbesar pasca diundangkannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan swastanisasi bursa. Nilai transaksi dan kapitalisasi pasar juga terus menunjukkan tren positif walaupun dalam beberapa periode investor asing membukukan net sell.

"Berbagai catatan positif tersebut tidak terlepas dari dukungan Pemerintah, Bank Indonesia, dan peran serta seluruh pemangku kepentingan lainnya di industri jasa keuangan. Sinergi tersebut selain menambah kepercayaan publik, khususnya investor, juga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan industri Pasar Modal secara keseluruhan," ujar Wimboh.

Tahun ini terdapat 24 Emiten sektor infrastuktur yang melakukan fund raising melalui Pasar Modal dengan total nilai emisi Rp 28,05 triliun, penerbitan KIK-EBA terkait infrastruktur dengan nilai sekuritisasi sebesar Rp7,44 triliun, EBA-SP dengan total nilai sekuritisasi Rp 3,57 triliun, serta KIK-DIRE dengan nilai sekuritisasi sebesar Rp 0,62 triliun. (kil/hek)


Hide Ads