Demikian dikutip dari data perdagangan Reuters, Selasa (22/1/2019). Mata uang Paman Sam tersebut tercatat bergerak di level Rp 14.210 hingga Rp 14.225. Dari grafik yang dilihat, pergerakan dolar AS cukup volatile pada pagi ini.
Jika ditarik dalam lima hari terakhir, posisi dolar AS terhadap rupiah tercatat mulai bergerak menguat menuju pertengahan bulan. Di awal tahun, dolar AS sempat bertahan di bawah Rp 14.100, bahkan sempat menyentuh di level Rp 13.000-an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menguat Terbatas, IHSG Dibuka di Level 6.452 |
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah sebelumnya mengatakan ada empat faktor yang membuat rupiah loyo terhadap dolar AS.
Pertama, berlanjutnya kecemasan pasar terhadap perlambatan ekonomi global. Kedua, kekhawatiran dampak dari berhentinya sebagian layanan publik pemerintahan di AS (partial US Government shutdown) yang berkepanjangan.
Ketiga, ketidakpastian solusi implementasi Brexit. Keempat, hasil lanjutan perundingan AS-China.
"Keempat faktor ini menyebabkan dinamika pasar keuangan global berubah dengan cepat dan menyebabkan tekanan penguatan dolar AS terhadap seluruh mata uang dunia, termasuk terhadap mata uang rupiah," kata Nanang.
Saksikan juga video 'Pilpres Takkan Pengaruhi Nilai Tukar Rupiah di Semester I 2019':
(eds/eds)