Samsung membukukan laba operasional sebesar 6,6 triliun won (US$ 5,6 miliar) pada kuartal II 2019. Angka ini turun 56% dibandingkan pada periode yang sama tahun 2018 yang mencapai 14,87 triliun won (US$ 12,6 miliar).
Dalam pernyataannya, Samsung menyatakan hal ini disebabkan oleh masih berlanjutnya pelemahan permintaan terhadap chip memori. Selain itu, permintaan terhadap produknya juga masih terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena hal ini juga, saham Samsung turun 3,3%.
Perusahaan Samsung menambahkan pernyataan pada hari Rabu, dari tahun ke tahun, pendapatan Samsung menurun hingga 4% menjadi 56,13 triliun won korea ($47,5 miliar).
Penjualan smartphone andalan di perusahaan Samsung seperti Galaxy S10 turun karena lambatnya permintaan untuk produk premium> Sementara penjualan Galaxy A Series yang lebih murah justru meningkat.
Samsung mengatakan, pihaknya memperkirakan masalah dalam bisnis memori akan berlanjut untuk sisa tahun 2019 karena ekonomi global berada di bawah tekanan masih di bawah tekanan.
"Permintaan diperkirakan akan tumbuh meskipun perusahaan melihat volatilitas di industri secara keseluruhan karena meningkatnya ketidakpastian eksternal," tambahnya.
Pertarungan perdagangan antara Korea Selatan dan Jepang diperkirakan akan mengganggu bisnis pembuat chip global dalam beberapa bulan mendatang.
Pada awal bulan Juli, Tokyo menempatkan pengendalian pada ekspor tiga bahan kimia ke Korea Selatan. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat chip komputer seperti, Samsung dan produsen chip memori utama lainnya seperti SK Hynix kemungkinan akan mendapat tekanan.
Bisnis chip masih menjadi penyumbang pendapatan utama Samsung.
(zlf/zlf)