Sederet Kebijakan Pangan untuk Lawan Corona, Ampuhkah?

Sederet Kebijakan Pangan untuk Lawan Corona, Ampuhkah?

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 13 Mar 2020 17:09 WIB
Harga Pangan Stabil
Foto: Michael Agustinus
Jakarta -

Hari ini pemerintah menerbitkan stimulus kedua untuk menangkal dampak virus corona terhadap perekonomian. Salah satu stimulus itu yakni menerbitkan kebijakan pangan demi memenuhi stok dalam negeri, dan mencegah lonjakan harga.

Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto menuturkan, pemerintah menetapkan kebijakan untuk memenuhi pasokan pangan hingga bulan Agustus mendatang. Sehingga, kebijakan ini tak hanya untuk menangkal dampak corona, tapi juga memenuhi pasokan bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

"Stok bahan pokok pangan sampai Agustus akan cukup," ungkap Agus dalam konferensi pers Stimulus II penanganan dampak COVID-19 di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun komoditas pangan yang pemenuhan stoknya dilakukan dengan importasi di antaranya gula konsumsi, bawang putih, daging, dan bawang bombai. Untuk bawang sendiri, pemerintah sudah menerbitkan Rekomendasi Izin Impor Hortikultura (RIPH) atas 103.000 ton, dan ditambah lagi 93.500 ton. Sehingga, totalnya pemerintah akan mengimpor 196.500 ton bawang putih.

Saat ini, importasi bawang putih masih dilakukan dari China. Namun, pemerintah juga mencarikan negara produsen bawang putih lainnya, di antaranya adalah India, Mesir, Bangladesh, dan beberapa negara lain.

ADVERTISEMENT

Lalu, pemerintah akan menambahkan kuota impor gula sebanyak 550.000 ton. Kuota impor bawang bombai juga ditambah lagi 14.000 ton, sehingga dari awalnya 2.350 ton, totalnya menjadi 16.350 ton. Pemerintah juga akan menambah kuota impor daging kerbau India, dari awalnya 100.000 ton, menjadi 170.000 ton. Pasalnya, saat ini stok daging dalam negeri hanya tersisa 14.000 ton.

"Berkaitan dengan daging dan stok sekarang 14.000 ton. Da sudah ada kebijakan, akan ditambah khususnya kerbau 170.000 ton," jelas Agus.

Untuk pemenuhan stok dari produksi dalam negeri, pemerintah memprediksi panen beras mencapai 22 juta ton sampai Agustus 2020. Saat ini, stok beras dalam negeri tersisa 3,5 juta ton. Lalu, untuk minyak goreng kini masih tersedia stok sebanyak 8,2 juta ton.

Selain itu, untuk pemenuhan stok jagung yang kini tersisa 580.000 ton, menurut Agus Indonesia akan segera panen sebanyak 13 juta ton jagung.

"Beras juga saat ini stok 3,5 juta dan diperkirakan tambahan produksi sekitar 22 juta. Jagung pada saat ini 580.000 ton, nanti produksi diperkirakan 13 juta ton. Kemudian minyak goreng 8,2 juta ton," paparnya.

Sementara, untuk cabai merah sendiri, pemenuhannya akan dilakukan melalui panen dalam negeri. Ia menuturkan, panen tersebut akan jatuh di akhir Maret hingga Mei 2020. "Cabai merah yang diketahui akan segera panen akhir Maret ini sampai Mei," tutupnya.




(fdl/fdl)

Hide Ads