Skenario Terburuk, Dolar AS Tembus Rp 20.000

Skenario Terburuk, Dolar AS Tembus Rp 20.000

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Sabtu, 04 Apr 2020 07:00 WIB
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah akhirnya tembus ke level Rp 15.000. Ini adalah pertama kalinya dolar AS menyentuh level tersebut pada tahun ini.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Menteri BUMN Erick Thohir rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI berkaitan virus corona Jumat kemarin (3/4/2020). Dalam rapat yang digelar secara virtual itu, Erick menyampaikan proyeksi perekonomian nasional di tengah wabah virus corona.

Erick mengatakan, berdasarkan data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Keuangan ada dua skenario yakni berat dan sangat berat.

Erick mengatakan, pemerintah mulanya menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 5,3%. Namun, adanya virus corona membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia turun tajam, di mana untuk skenario berat yakni tumbuh 2,3%. Kemudian, skenario sangat berat yakni pertumbuhan ekonomi tumbuh -0,4%.

"Skenario berat saat ini pertumbuhan diprediksi 2,3%, bahkan akan turun akan jauh sangat berat -0,4%," katanya.


Bukan hanya itu, Erick juga menyampaikan proyeksi nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan dalam skenario berat mencapai Rp 17.500. Kemudian, untuk skenario sangat berat sampai Rp 20.000.

Selanjutnya, inflasi mencapai 3,9% dalam skenario berat dan 5,1% pada skenario sangat berat.

"Nilai tukar rupiah juga melemah menjadi Rp 17.500, sangat berat Rp 20.000. Inflasi 3,9% berat, sangat berat 5,1%," katanya.

Apa Langkah Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar rupiah? Klik halaman selanjutnya.


Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan saat ini bank sentral memandang nilai rupiah masih dalam level yang memadai. "Bahwa BI melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah agar bergerak stabil dan dengan stabilitas yang seminggu terakhir berjalan baik," kata Perry dalam video conference di Jakarta, Kamis (2/4/2020).

Dia mengungkapkan stabilitas terjaga di pasar modal, pasar keuangan dan bank sentral terus menjaga kondisi tersebut.

"Dengan langkah bersama, kami punya keyakinan, nilai tukar tidak hanya stabil dan cenderung menguat dan bisa Rp 15.000 hingga akhir tahun ini," ujar dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut Perry, saat ini nilai tukar rupiah masih undervalued. Namun confidence pasar yang sudah terbangun akan menguat di akhir tahun.

Dia menjelaskan, hal-hal yang disampaikan dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di mana nilai tukar dalam skenario berat berada di kisaran Rp 17.500 dan sangat berat Rp 20.000 merupakan kemunginan.

"Kami tekankan angka makro itu adalah what if, bukan proyeksi nilai tukar yang skenario berat Rp 17.500 dan Rp 20.000 itu bukan proyeksi. Nilai tukar saat ini memadai dan stabilisasi koordinasi yang erat maka akan cenderung menguat di level Rp 15.000 pada akhir tahun," jelas dia.




(acd/hns)

Hide Ads