Rencana merger PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) ke dalam PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (bank bjb) dianggap dapat menimbulkan kepanikan. Hal ini disampaikan Ketua DPRD Andra Soni usai rapat anggota DPRD bersama Gubernur Banten Wahidin Halim.
"Kita bersyukur Pemprov memenuhi undangan, tadi dijelaskan tahapan pengambilan keputusan gubernur, dan disampaikan oleh fraksi bahwa realita di lapangan bahwa masyarakat panik kemudian muncul rush money," kata Andra Soni kepada wartawan di DPRD Banten Jalan Syekh Nawawi Al Bantani, Serang, Senin (27/4/2020).
Di rapat bersama ini disampaikan pula soal gubernur merasa khawatir distribusi bantuan penangaan COVID-19 jika kas daerah masih di Bank Banten. Tapi alasan ini menurutnya tidak tepat karena Bank Banten masih melakukan penataan kerja soal bantuan itu.
Andra menegaskan ke gubernur bahwa saat ini rush money masih berlangsung di tengah masyarakat atas keputusan merger itu. Tapi gubernur menurutnya berdalih bahwa ada jaminan bagi nasabah selama proses merger yang berlangsung selama 3 bulan ke depan dengan pengawasan dari OJK.
"Tapi tadi gubernur menyampaikan jaminan dari pemeprutah pusat dalam hal ini katanya presiden bahwa memerintahkan OJK untuk melakukan merger antara bank bjb. Tekhnisnya menurut informai gubernur 3 bulan prosesnya," paparnya.
Bagaimana respons Gubernur Banten? Klik halaman selanjutnya.