Ada Apa di Balik Naik Turunnya Rupiah Saat New Normal?

Ada Apa di Balik Naik Turunnya Rupiah Saat New Normal?

Anisa Indraini - detikFinance
Minggu, 14 Jun 2020 20:30 WIB
Petugas Bank Mandiri menunjukan uang Dollar Amerika (USD) di kantor Cabang  Bank Mandiri, Jakarta, Senin (23/4/2018).
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) sempat keok terhadap rupiah hingga ke bawah level Rp 14.000 pada awal Juni kemarin. Namun dalam sepekan terakhir, mata uang Paman Sam itu kembali merangkak ke level Rp 14.000-an sedikit demi sedikit.

Mengutip data perdagangan Reuters, Minggu (14/6/2020), nilai tukar dolar AS berada di level Rp 14.050. Sementara dari data RTI, dolar AS tercatat berada di level Rp 14.155.

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede mengatakan pelemahan rupiah ini terjadi karena adanya sentimen risk-off setelah berbagai negara mengumumkan kenaikan kasus Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kekhawatiran ini didasarkan pada kenaikan kasus COVID-19 di beberapa negara bagian, yang sebelumnya sudah mengalami penurunan laju kasus baru," katanya kepada detikcom, Minggu (14/6/2020).

Selain itu, sentimen ini juga didorong oleh keputusan pemerintah AS untuk menunda pembicaraan terkait tambahan stimulus hingga setidaknya bulan Juli mendatang.

ADVERTISEMENT

Hal yang sama juga dikatakan oleh Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee. Kekhawatiran pasar muncul akan adanya gelombang II Corona, sehingga menyebabkan rupiah kembali ke level Rp 14.000 setelah sebelumnya sempat di level Rp 13.800-an.

"Kita akan menghadapi gelombang II Corona yang besar kalau tidak ada mekanisme protokol yang memadai untuk menghadang COVID-19. Walaupun tidak di lockdown cuma diperketat saja, tetapi akan menimbulkan kekhawatiran sehingga menghilangkan optimisme konsumen," ucapnya.

"Tapi ini masih better dibandingkan dulu yang hampir Rp 17.000. Jadi ini prestasi yang bagus sekali dari rupiah di pasar. Fluktuasi hal biasa di pasar menurut saya," tambahnya.




(eds/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads