Bursa saham Asia diyakini dibuka lebih rendah pada perdagangan Jumat (24/7). Penyebabnya, karena China baru-baru ini bersumpah bakal membalas aksi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menutup salah satu konsulatnya di sana. Selain itu, karena pasar modal AS juga jatuh lagi akibat data tenaga kerjanya.
Dikutip dari Reuters, Jumat (24/7/2020), indeks S&P/ ASX 200 berjangka Australia telah jatuh 0,86% pada awal perdagangan hari ini.
Nikkei 225 berjangka Jepang masih menunjukkan peningkatan 0,11%, indeks ini kemarin ditutup turun 0,58%. Sedangkan, indeks berjangka Hang Seng Hong Kong turun 1,13%. E-mini futures untuk S&P 500 naik 0,12%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China mengatakan langkah AS menutup konsulatnya di Houston minggu ini telah sangat merusak hubungan keduanya dan memperingatkan AS mereka bakal membalas perbuatan tersebut.
Selain karena ribut-ribut kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu, banyaknya jumlah orang AS yang mengajukan tunjangan penganggurannya juga turut mempengaruhi pergerakan saham Asia. Jumlah pengajuan tunjangan pengangguran AS naik menjadi 1,416 juta orang minggu lalu. Peningkatan ini adalah yang tertinggi pertama kali dalam hampir 4 bulan terakhir, menunjukkan pemulihan ekonomi AS terhenti di tengah kebangkitan kasus COVID-19.
Pandemi yang memburuk, tanda-tanda pemulihan yang melemah, dan pendapatan perusahaan yang beragam. Hal ini menyebabkan ekuitas AS turun tajam, sebab para investor kompak melarikan diri dari saham-saham teknologi terkemuka di pasar saham AS.
Aksi jual saham ini meningkat setelah kelompok pengawas teknologi melaporkan bahwa Apple Inc (AAPL.O) sedang menghadapi penyelidikan perlindungan konsumen di berbagai negara. Saham Apple anjlok hingga 4,6% mengakhiri sesi perdagangan kemarin.Hal itu membuat Dow Jones, indeks S&P 500, hingga Nasdaq ikut merosot.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Detik-detik Iran Luncurkan Rudal Serang Pangkalan Militer AS di Qatar"
[Gambas:Video 20detik]