AS dan China Ribut-ribut Lagi Bikin Saham Asia Loyo

AS dan China Ribut-ribut Lagi Bikin Saham Asia Loyo

Soraya Novika - detikFinance
Jumat, 24 Jul 2020 08:55 WIB
Imbas Virus Corona yang merebak dan menelan ratusan korban jiwa kini mulai menggoyang ekonomi China dan beberapa negara di Asia seperti Jepang. Pasar saham China pun ambruk sejak pembukaan perdagangan.
Ilustrasi/Foto: AP Photo
Jakarta -

Bursa saham Asia diyakini dibuka lebih rendah pada perdagangan Jumat (24/7). Penyebabnya, karena China baru-baru ini bersumpah bakal membalas aksi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menutup salah satu konsulatnya di sana. Selain itu, karena pasar modal AS juga jatuh lagi akibat data tenaga kerjanya.

Dikutip dari Reuters, Jumat (24/7/2020), indeks S&P/ ASX 200 berjangka Australia telah jatuh 0,86% pada awal perdagangan hari ini.

Nikkei 225 berjangka Jepang masih menunjukkan peningkatan 0,11%, indeks ini kemarin ditutup turun 0,58%. Sedangkan, indeks berjangka Hang Seng Hong Kong turun 1,13%. E-mini futures untuk S&P 500 naik 0,12%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

China mengatakan langkah AS menutup konsulatnya di Houston minggu ini telah sangat merusak hubungan keduanya dan memperingatkan AS mereka bakal membalas perbuatan tersebut.

Selain karena ribut-ribut kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu, banyaknya jumlah orang AS yang mengajukan tunjangan penganggurannya juga turut mempengaruhi pergerakan saham Asia. Jumlah pengajuan tunjangan pengangguran AS naik menjadi 1,416 juta orang minggu lalu. Peningkatan ini adalah yang tertinggi pertama kali dalam hampir 4 bulan terakhir, menunjukkan pemulihan ekonomi AS terhenti di tengah kebangkitan kasus COVID-19.

ADVERTISEMENT

Pandemi yang memburuk, tanda-tanda pemulihan yang melemah, dan pendapatan perusahaan yang beragam. Hal ini menyebabkan ekuitas AS turun tajam, sebab para investor kompak melarikan diri dari saham-saham teknologi terkemuka di pasar saham AS.

Aksi jual saham ini meningkat setelah kelompok pengawas teknologi melaporkan bahwa Apple Inc (AAPL.O) sedang menghadapi penyelidikan perlindungan konsumen di berbagai negara. Saham Apple anjlok hingga 4,6% mengakhiri sesi perdagangan kemarin.Hal itu membuat Dow Jones, indeks S&P 500, hingga Nasdaq ikut merosot.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Secara keseluruhan, Dow Jones Industrial Average turun 353,51 poin atau 1,31% menjadi 26.652,33. S&P 500 kehilangan 40,36 poin atau 1,23% menjadi 3.235,66. Sedangkan Nasdaq Composite turun 244,71 poin atau 2,29% menjadi 10.461,42.

Dolar AS tergelincir ke level terendah hampir dua tahun terakhir terhadap mata uang lainnya dan emas naik menjadi hampir US$ 1.900 per ounce, karena ketegangan AS-China meningkatkan daya tarik investor untuk beralih ke aset safe-haven.

Emas berjangka AS naik 1,3% lebih tinggi dari level sebelumnya yang sebesar US$ 1.890 per ounce. Dolar Australia naik 0,01% terhadap Greenback US$ 0,710 dengan indeks dolar AS turun 0,22% pada level US$ 94,7970.

Harga minyak turun 2% karena lonjakan kasus COVID-19 memicu kekhawatiran akan permintaan. Harga minyak mentah Brent ditutup 98 sen lebih rendah pada US$ 43,3 per barel dan minyak mentah AS jatuh 83 sen menjadi US$ 41,07 per barel.



Simak Video "Video: Detik-detik Iran Luncurkan Rudal Serang Pangkalan Militer AS di Qatar"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads