Nyangkut di Saham LUCK, Klien Jouska Korban Goreng Saham?

Nyangkut di Saham LUCK, Klien Jouska Korban Goreng Saham?

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 27 Jul 2020 17:47 WIB
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (13/2). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini pukul 12.00 menurun-0,67% ke posisi 5,873,30. Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh sentimen atas ketakutan pasar akan penyebaran wabah virus corona.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk dengan kode LUCK sering dikaitkan dengan perkara PT Jouska Finansial Indonesia (Jouska ID) yang sedang hangat diperbincangkan. Saham itulah yang disebut-sebut membuat banyak klien Jouska merasa dirugikan.

Founder Komunitas Wiguna Investment, Fransiskus Wiguna mengungkap ada kecenderungan peran bandar dari pergerakan saham LUCK dari sejak 28 November 2018 hingga saat ini. Sebab dalam periode sepanjang itu mayoritas transaksi dilakukan melalui broker PT Phillip Sekuritas.

Broker berkode KK itu dalam catatan transaksi memang paling banyak mengambil peran di setiap transaksi LUCK. Bahkan ketika saham LUCK tak bergerak signifikan volume perdagangan terlihat cukup tinggi dengan mayoritas transaksi oleh broker KK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara banyak dari klien Jouska yang merasa dirugikan karena saham LUCK ternyata memang membuka Rekening Dana Nasabah di Phillip Sekuritas dengan aplikasi trading bernama POEMS. Menariknya lagi, pihak Jouska disebut memiliki akses untuk transaksi di akun kliennya.

Fransiskus dalam video di akun Youtube-nya berjudul 'Modal 174.000 Lot, Bandar #LUCK Untung Besar' sudah menjabarkan adanya indikasi bandar dalam pergerakan saham LUCK. Pertanyaannya apakah ada praktik goreng saham di dalamnya?

ADVERTISEMENT

Dia percaya saham LUCK digoreng oleh bandar. Sebab salah satu klien Jouska di media sosial mengungkapkan, dirinya pernah meminta Jouska untuk menjual saham LUCK, namun Jouska menolak permintaan itu dan bilang bahwa akan ada pihak yang membeli di level Rp 2.000.

"Dengan statement kliennya tersebut 'nanti akan ada standby buyer yang beli di Rp 2.000 dan di Twitter saya pernah ada baca salah satu alasan dibelikan saham LUCK karena kenal orang dalam. Itu sebenarnya sudah masuk ranah insider," ujarnya kepada detikcom, Senin (27/7/2020).

Sayangnya praktik goreng saham memang ibarat kentut, bisa dirasakan tapi sulit untuk dibuktikan siapa pelakunya. Kecuali si pelaku mengaku.

"Memang praktek goreng saham itu sulit dibuktikan. Kalau menurut saya ada praktik tersebut," tambahnya.

Sebelumnya Fransiskus menjelaskan dengan analogi cerita Monkey Business. Jouska berperan sebagai kepala desa, kliennya adalah warga dan pengusaha adalah bandar yang menjual monyet alias saham LUCK.

"Dalam cerita Monkey Business tersebut si pengusaha yang sudah punya semua supply monyet bilang bahwa dia akan pergi keluar desa dan menjual semua monyetnya di harga 100, dan ketika si pengusaha tersebut kembali dia akan buyback monyetnya seharga 350," terangnya.

Dalam kasus ini, menurut Fransiskus, sang bandar berhasil merayu para warga untuk membeli monyet tersebut. Akhirnya para warga berbondong-bondong dipimpin kepala desanya membeli monyet-monyet tersebut dengan harapan dapat keuntungan setelah pengusaha itu kembali.

Cerita itu diperkuat dengan cerita Fransiskus dalam akun Youtube-nya. Phillip Sekuritas memang menjadi penjamin pelaksana emisi efek (lead underwriter) saat saham LUCK IPO. Broker ini memegang 131,5 juta lembar senilai Rp 37,47 miliar saham LUCK dari total 154,6 juta lembar saham yang dilepas senilai Rp 44 miliar.

Dalam videonya, Fransiskus menjelaskan ada pola yang aneh dalam transaksi dan pergerakan saham LUCK. Sejak periode perdagangan pasca IPO hanya broker Phillip Sekuritas yang aktif jual dan beli LUCK.

Fransiskus menguliti perjalanan saham LUCK dari IPO, kemudian meroket naik hingga level Rp 2.000-an sampai periode kejatuhan, broker Phillip Sekuritas yang paling aktif bertransaksi.

"Kalau dari broker summary sendiri memang yang mayoritas beliin barang IPO di pasar reguler sampai habis adalah nasabah Sekuritas Philip dan kebetulan underwriternya. Apakah itu semua klien J? Bisa iya, bisa tidak. Karena kita nggak punya data yang valid. Data valid cuma bisa didapatkan kalau semua klien J kumpul dan rekap mereka pegang berapa. Yang pasti sekuritas KK sendiri mencatatkan pembelian bersih saham LUCK di market reguler dari IPO sampai sesi I 27 Juli ini sebesar Rp 32,5 miliar," terangnya.

Anehnya lagi, ketika dilihat data transaksi dari awal IPO sampai 24 Juli 2020 total saham yang ditransaksikan net 17,4 juta lembar saham bisa mendapat nilai transaksi Rp 57 miliar. Data itu berasal dari seluruh broker, namun mayoritas di broker Phillip Sekuritas yakni 17,1 juta lembar.

Padahal dari data IPO saham LUCK yang beredar mencapai 154,6 juta lembar dengan nilai hanya Rp 44 miliar.


Hide Ads