PT Astra International Tbk berhasil selamat dari ancaman pandemi COVID-19 yang menghantam industri otomotif. Perusahaan masih mencatatkan laba bersih 16% pada semester I-2020.
Mengutip keterangan resmi perusahaan, Kamis (30/7/2020), laba bersih Grup Astra sebesar Rp 11,4 triliun, naik 16% dibandingkan dengan semester I tahun sebelumnya. Capaian tersebut termasuk keuntungan dari penjualan saham di Bank Permata. Kepemilikan saham pada Bank Permata dijual senilai Rp 16,8 triliun.
Tanpa memasukkan keuntungan penjualan tersebut, laba bersih Astra turun 44% menjadi Rp 5,5 triliun. Itu disebabkan penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan, yang disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19 dan langkah-langkah penanggulangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kinerja bisnis dan keuangan Grup Astra (Grup) sangat terdampak secara signifikan akibat pandemi COVID-19, terutama pada kuartal kedua," kata Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro.
Sementara itu, pendapatan bersih konsolidasian Grup Astra pada semester I-2020 sebesar Rp 89,8 triliun, turun 23% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2020 tercatat sebesar Rp 3.773, naik 3% dibandingkan pada 31 Desember 2019. Selanjutnya kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp 1,4 triliun pada 30 Juni 2020, dibandingkan utang bersih sebesar Rp 22,2 triliun pada akhir 2019, setelah diterimanya hasil dari penjualan saham di Bank Permata pada bulan Mei.
Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup Astra meningkat dari Rp 45,8 triliun pada akhir tahun 2019 menjadi Rp 46,4 triliun pada 30 Juni 2020.
Pihaknya memastikan tingkat utang dan posisi likuiditas dipantau dengan cermat dan langkah-langkah untuk mengurangi risiko operasional dan keuangan dilakukan. Berbagai tindakan juga diambil untuk mengelola biaya dan menjaga tingkat kas, termasuk mengurangi belanja modal, dan mengelola modal kerja.
(toy/ara)