Naikkan Biaya Operasional, Saham Produsen Daging Ini Turun 7%

Naikkan Biaya Operasional, Saham Produsen Daging Ini Turun 7%

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 05 Agu 2020 12:15 WIB
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (13/2). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini pukul 12.00 menurun-0,67% ke posisi 5,873,30. Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh sentimen atas ketakutan pasar akan penyebaran wabah virus corona.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Produsen daging, Beyond Meat mengatakan perusahaannya menambah biaya operasional hampir US$ 6 juta setara Rp 87 miliar (kurs Rp 14.600) untuk mengalihkan rute produksi dari restoran ke supermarket. Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan penjualan disaat sebagian besar restoran ditutup dan mengurangi menu daging yang berdampak ke pendapatan Beyond Meat.

Pendapatan Beyond Meat biasanya didapat dari setengah penjualan ke restoran. Kini penjualan ke restoran di AS turun hampir 61%, termasuk penjualan ke KFC dan Dunkin Brands.

Meski pesanan dari restoran merosot, kebutuhan bahan makanan di tengah pandemi meroket. Oleh sebab itu Beyond Meat menambahkan biaya operasional untuk mengalihkan rute produk ke pengecer Walmart dan Costco.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami harus mencari cara untuk terus tumbuh di tengah pandemi di mana setengah bisnis kami pada dasarnya telah memburuk," kata Kepala Eksekutif Beyond Meat Ethan Brown, dikutip dari Reuters, Rabu (5/8/2020).

Namun, biaya tambahan itu hanya memperluas kerugian Beyond Meat. Perusahaan mencatat kerugian bersih menjadi US$ 10,2 juta (Rp 148 miliar) dari US$ 9,4 juta (Rp 137 miliar). Meski penjualan Beyond Meat melonjak 69% menjadi US$ 113,3 juta (Rp 1,6 triliun) dan mengalahkan ekspektasi analis yang memperkirakan hanya US$ 14 juta (Rp 102 miliar). Kini saham Beyond Meat turun sekitar 7%.

ADVERTISEMENT

Penjualan sejumlah franchise Beyond Meat di AS naik hampir tiga kali lipat menjadi sekitar US$ 90 juta (Rp 1,3 triliun) pada kuartal yang berakhir 27 Juni, sementara pendapatan franchise internasional naik sekitar 167% menjadi US$ 9,6 juta (Rp 139 miliar).

Pihak Beyond Meat mengatakan hasil itu dibantu oleh paket diskon besar yang diberikan perusahaan kepada beberapa franchise di AS. Perusahaan berharap paket diskon itu dapat mendorong franchise menaikkan barang belanjaannya.




(zlf/zlf)

Hide Ads