PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatat laba bersih semester I-2020 sebesar Rp 4,46 triliun. Angka ini turun 41,54% dibandingkan periode semester I-2019 yang sebesar Rp 7,63 triliun.
Direktur Layanan dan Jaringan BNI Adi Sulistyowati mengungkapkan total aset BNI tercatat Rp 880,12 triliun tumbuh 4,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 843,21 triliun.
Pertumbuhan aset BNI terutama ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh baik sebesar 11,3% yoy menjadi Rp 662,38 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya. Rp 595,07 triliun pada paruh pertama/
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya menghimpun DPK dilakukan dengan menjadikan dana murah (CASA) sebagai prioritas utama, yang kami maksudkan untuk memperbaiki cost of fund ke depan. Sampai dengan semester pertama 2020, cost of fund menjadi 2,9% membaik 30 basis point (bps) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 3,2%.
Membaiknya cost of fund ini mendorong penurunan beban bunga di Semester pertama sebesar -5,6% yoy, sehingga di tengah kondisi bisnis yang menantang akibat pandemi ini, BNI dapat menjaga NIM di level 4,5%.
Penyaluran kredit BNI tercatat Rp 576,78 triliun tumbuh 5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 549,23 triliun.
"Pertumbuhan ini sejalan dengan program pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, sehingga ekspansi kredit didukung dengan kebijakan stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah, diantaranya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 tentang penempatan dana pemerintah di Bank Umum, serta PMK Nomor 71 dan 98 tentang Tata Cara Penjaminan Pemerintah kepada pelaku usaha dalam rangka pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional," kata Adi dalam konferensi pers, Selasa (18/8/2020).
Pertumbuhan kredit dikontribusi oleh Kredit Korporasi Swasta yang tumbuh 12,6% yoy menjadi Rp 196,32 triliun dari sebelumnya Rp 174,3 triliun. Disusul kemudian oleh Kredit pada Korporasi BUMN yang tumbuh 6,1% yoy menjadi Rp 117,8 triliun dari Rp 111,04 triliun.
Adapun Kredit Segmen Kecil dan Konsumer juga menunjukkan pertumbuhan, masing-masing sebesar 3,4% yoy dan 3,9% yoy. Pertumbuhan kredit pada segmen kecil terutama berasal dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit di bawah Rp 10 miliar, sedangkan kredit konsumer berasal dari mortgage dan payroll loan.
Pertumbuhan kredit yang selektif dan terukur yang disertai dengan penurunan beban bunga yang signifikan menghasilkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) sebesar 1,0% yoy.
"Sementara itu, dari sisi pendapatan non bunga, BNI mencatat pertumbuhan sebesar 3,2% yoy," ujar dia.
(kil/hns)