Bursa Saham Selandia Baru Kena Hack Tiga Hari Beturut-Turut

Bursa Saham Selandia Baru Kena Hack Tiga Hari Beturut-Turut

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 28 Agu 2020 09:52 WIB
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (13/2). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini pukul 12.00 menurun-0,67% ke posisi 5,873,30. Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh sentimen atas ketakutan pasar akan penyebaran wabah virus corona.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Bursa saham Selandia Baru atau New Zealand Exchange (NZX) dihack selama tiga hari berturut-turut. Pada Selasa sore waktu setempat, pihak NZX menghentikan aktivitas pergadangan sahamnya.

Dikutip dari CNN, Jumat (28/8/2020), NZX juga menghentikan aktivitas keuangan lainnya seperti pasar utang, ekuitas, hingga derivatif pada hari Rabu dan Kamis.

Menurut penyelidikan NZX, peretas menggunakan serangan DDoS, yakni serangan yang dilakukan hacker dengan menyerang jaringan internet komputer sehingga server dan sistem yang berjalan tidak bisa diakses.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, motif serangan pada bursa saham NZX masih belum jelas. Ketika dimintai keterangan pihak NZX menolak berkomentar mengenai serangan pada sistemnya.

"Kami tidak bisa berkomentar secara terbuka tentang bagaimana serangan ini berlangsung dan bagaimana kami menanganinya," ujar pihak NZX.

ADVERTISEMENT

Peristiwa ini tengah menjalani penyelidikan oleh pihak NZX dan ahli kemanan siber Selandia Baru. Mereka berharap aktivitas bursa bisa normal kembali pada, Jumat (28/8/2020).

Menurut perusahaan keamanan siber Nexusguard serangan hacker menggunakan DDoS kini telah melonjak 542% pada kuartal-I 2020. Lonjakan ini lebih tingi dibandingkan pada 2019. Serangan DDoS juga pernah mengganggu layanan seperti Twitter (TWTR) dan Netflix (NFLX) pada 2016.

Kepala petugas teknologi perusahaan siber NordVPN Teams, Juta Gurinaciute serangan DDoS banyak diminati karena berbiaya murah. Selain itu, menurut peneliti dari perusahaan siber Tenable mengatakan kini serangan DDoS lebih canggih karena berhasil membobol bursa saham.




(fdl/fdl)

Hide Ads