PT Waskita Karya (Persero) Tbk tengah melaksanakan proses pelepasan 5 hingga 7 ruas jalan tol. Tujuannya untuk mengurangi beban utang.
Ruas tol yang akan dilepas antara lain adalah ruas Bekasi-Cawang-Kampung Melayu dan ruas Cibitung-Cilincing. Waskita akan mengundang partner strategis maupun melepas ruas tol melalui penerbitan instrumen ekuitas. Manajemen memperkirakan akan dapat mengurangi utang berbunga hingga Rp20 Triliun.
"5 hingga 7 ruas itu sudah punya calon investor, saat ini mereka sedang melakukan proses due diligence. Kami harap seluruh prosesnya bisa selesai di Semester 2," kata Direktur Keuangan Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma dalam keterangan tertulis, Senin (31/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Per 30 Juni 2020, emiten berkode saham WSKT ini masih memiliki total kontrak dikelola sekitar Rp 46 triliun yang dapat diproduksi menjadi pendapatan. Total kontrak tersebut terdiri dari sisa nilai kontrak sebesar Rp 38 triliun dan nilai kontrak baru sebesar Rp 8,13 triliun.
Selama 6 bulan pertama tahun 2020, WSKT telah menandatangani kontrak baru untuk pembangunan proyek infrastruktur seperti jalan tol Pasuruan-Probolinggo seksi 4, tol Ciawi-Sukabumi seksi 3 dan 4, jaringan irigasi Rentang, pembangunan penguatan pantai DKI Jakarta, dan pembangunan beberapa fasilitas kesehatan penanggulangan COVID-19.
"Spesialisasi kami memang di pembangunan infrastruktur khususnya konektivitas dan sumber daya air. Dalam waktu dekat, kami akan melakukan ekspansi dengan membawa pengalaman dan keahlian kami ke pasar internasional," ujar Taufik.
Waskita Karya sendiri membukukan pendapatan usaha konsolidasian sebesar Rp 8,04 triliun di semester I-2020. Segmen jasa konstruksi masih menjadi penopang capaian tersebut dengan total pendapatan mencapai Rp 7,36 triliun. Sementara sisanya disumbangkan oleh segmen properti & hotel, beton pracetak, jalan tol, dan infrastruktur lainnya.
Taufik menilai bahwa sektor konstuksi secara umum menghadapi tantangan yang cukup berat pada tahun 2020 akibat pandemi COVID-19. Seperti diketahui, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyebabkan sejumlah proyek konstruksi terhenti progressnya untuk sementara waktu.
"Memasuki masa PSBB transisi, speed project sudah hampir kembali ke level 100%, jauh lebih baik dibandingkan bulan Maret hingga Juni," Ujar Taufik.
WSKT juga membukukan arus kas bersih positif dari aktivitas operasi sebesar Rp 1,7 triliun. Pencapaian ini didukung oleh penerimaan kas dari pembayaran termin proyek yang dikerjakan dengan skema turnkey (contractor pre financing) maupun progress payment dengan total mencapai Rp 12 triliun.
"Target kami hingga akhir tahun penerimaan termin proyek bisa mencapai Rp 31 triliun- Rp 33 triliun. Kami juga sedang mengupayakan agar beberapa proyek yang semula menggunakan skema turnkey dapat diubah skema pembayarannya menjadi progress payment," ucapnya.
(das/hns)