Saham SoftBank Merosot 7%, Duit Rp 117 T Ambyar

Saham SoftBank Merosot 7%, Duit Rp 117 T Ambyar

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 08 Sep 2020 14:11 WIB
SUN VALLEY, ID - JULY 08: Masayoshi Son, founder and chief executive officer of SoftBank, the chief executive officer of SoftBank Mobile, and current chairman of Sprint Corporation, attends the Allen & Company Sun Valley Conference on July 8, 2015 in Sun Valley, Idaho. Many of the worlds wealthiest and most powerful business people from media, finance, and technology attend the annual week-long conference which is in its 33rd year.  (Photo by Scott Olson/Getty Images)
Foto: Getty Images
Jakarta -

Saham perusahaan teknologi Jepang, Softbank anjlok 7% pada Senin. Anjloknya saham membuat nilainya hilang US$ 8 miliar setara Rp 117 triliun (kurs Rp 14.700).

Hal itu disebabkan karena CEO Softbank Masayoshi Son bertaruh membeli US$ 4 miliar saham teknologi. Saham itu sebelumnya dibeli oleh sejumlah perusahaan teknologi termasuk Amazon, Microsoft, dan Netflix.

Dikutip dari CNN, Selasa (8/9/2020) kabar ini pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Financial Times (FT) dan Wall Street Journal. Surat kabar tersebut mengatakan investasi itu akan menghasilkan eksposur sekitar US$ 50 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

FT melaporkan bahwa SoftBank akan mendapatkan keuntungan perdagangan sekitar US$ 4 miliar pada investasi ini. Tetapi perdagangan semacam itu juga berisiko, karena dapat menyebabkan kerugian besar jika pasar terus jatuh.

SoftBank baru-baru ini menunjukkan minat untuk berinvestasi melalui pasar saham. Perusahaan mengumumkan akan memulai unit baru untuk investasi publik dengan modal US$ 555 juta.

ADVERTISEMENT

Pembelian tersebut juga penting untuk mengumpulkan kas perusahaan. Sebelumnya Softbank mengumumkan menjual lebih dari satu juta saham di afiliasi operator seluler Jepang SoftBank Corp., senilai US$ 14 miliar. Penjualan aset itu dilakukan untuk mengumpulkan kas sekitar US$ 42 miliar.

SoftBank mengatakan pihaknya perlu memperluas cadangan uang tunai untuk memastikan keadaan yang fleksibel untuk menanggapi perubahan dalam lingkungan pasar.

Sebelumnya, saham SoftBank naik sekitar sepertiga tahun ini. Itu adalah perubahan luar biasa bagi perusahaan, yang berjuang pada bulan Maret dan April ketika pandemi. SoftBank juga pernah catat rugi pada Mei lalu. Perusahaan melaporkan kerugian operasional tahunan sebesar US$ 12,7 miliar dan menjadi terburuk yang pernah ada.




(ara/ara)

Hide Ads