3 Fakta Rupiah Lemah Usai Pengumuman PSBB Jakarta

3 Fakta Rupiah Lemah Usai Pengumuman PSBB Jakarta

Soraya Novika - detikFinance
Jumat, 11 Sep 2020 19:00 WIB
Ilustrasi kurs dolar rupiah
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Nilai tukar rupiah kian melemah dalam dua hari terakhir. Mengutip data perdagangan Reuters, Jumat (11/9/2020), siang tadi sekitar pukul 14.15 WIB, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah sudah berada di posisi Rp 14.962 atau menguat 142 poin (0,95%) hari ini.

Demikian pula, bila mengutip data dari RTI Business, pelemahan rupiah yang terdalam sepanjang hari ini adalah pada level Rp 14.901. Sekitar 99 poin lagi tersungkur ke level Rp 15.000.

Kira-kira, apa penyebab pelemahan nilai mata uang rupiah tersebutI?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menilai banyak faktor yang membuat rupiah hari ini tertekan. Bahkan menurutnya sudah terjadi komplikasi.

"Faktor hari ini luar biasa, ini sudah komplikasi, jadi dari eksternal dan internal," ucapnya kepada detikcom, Jumat (11/9/2020).

ADVERTISEMENT

1. PSBB Jakarta Diperketat

Untuk faktor internal, menurut Ibrahim pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang bilang akan menerapkan kembali pengetatan PSBB di Jakarta menjadi salah satu sentimen. Pernyataan itu keluar ketika pemerintah pusat sedang berupaya mendorong roda ekonomi dengan menggelontorkan sederet stimulus.

"BLT sudah jalan, bansos sudah jalan, kemudian bantuan Rp 600 ribu untuk pegawai, bantuan UMKM juga sudah dilakukan. Kemudian indeks konsumsi juga sudah lebih baik. Tetapi kenapa Pak Anies menginformasikan PSBB total. Kalau seperti itu perekonomian nasional yang sedang diusahakan oleh pemerintah pusat, akan stagnan. Karena DKI Jakarta menyumbang 18% ekonomi secara nasional. Akhirnya pasar berbondong-bondong kabur," terangnya.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee juga berpandangan yang sama. Pengumuman rencana PSBB Jakarta memberikan pengaruh yang besar terhadap investor.

"Kemarin sebenarnya dolar AS melemah tapi rupiah melemah lebih banyak. Jadi penerapaan PSBB ini menimbulkan kekhawatiran dan menyebabkan asing melepas rupiah di pasar," terangnya.

2. Kebijakan Moneter Bank Central Eropa Masih Dovish

Sementara faktor eksternal menurut Ibrahim datang dari pernyataan Bank Sentral Eropa (ECB) yang tidak lagi fokus mengendalikan nilai tukar euro.

Kemudian juga belum adanya kesepakatan antara Inggris dan Uni Eropa terkait Brexit juga menjadi penyebab dolar AS menguat.

3. Bank Sudah Jual Dolar AS di Atas Rp 15 Ribu

Pelemahan rupiah juga sudah tercermin dalam kurs jual beli di sederet bank nasional baik BUMN maupun swasta. Sebagian besar bank sudah mulai mematok harga jual dolar AS di atas Rp 15.000. Berikut daftarnya:

1. Bank Mandiri
Harga beli: Rp 14.850
Harga jual: Rp 15.075

2. BNI
Harga beli: Rp 14.894
Harga jual: Rp 15.079

3. BRI
Harga beli: Rp 14.850
Harga jual: Rp 15.050

4. BTN
Harga beli: Rp 14.650
Harga jual: Rp 15.050

5. BCA
Harga beli: Rp 14.975
Harga jual: Rp 15.005



Simak Video "Video Ketua MPR soal Rupiah Nyaris Rp 17 Ribu Per USD: Momentum Tingkatkan Ekspor"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads