Digitalisasi dan Milenial Tameng Pasar Modal Lawan Corona

Digitalisasi dan Milenial Tameng Pasar Modal Lawan Corona

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 17 Sep 2020 19:06 WIB
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (13/2). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini pukul 12.00 menurun-0,67% ke posisi 5,873,30. Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh sentimen atas ketakutan pasar akan penyebaran wabah virus corona.
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Di era pandemi, hampir tak ada yang luput dari serangan dampak wabah COVID-19. Pasar modal menjadi salah satu sektor yang menerima pukulan cukup telak.

Sejak wabah COVID-19 masuk ke Indonesia pertama kali, pasar modal langsung bergejolak. Apalagi ketika pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang membatasi aktivitas sosial dan ekonomi. Tentu hal itu mempengaruhi roda ekonomi.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun berada di jalur merah dalam waktu yang cukup panjang. Banyak saham yang jatuh berguguran, tak terkecuali deretan saham blue chip. IHSG sempat berada di titik terendah pada Maret 2020 di posisi 3.937. Padahal di awal tahun IHSG sempat bertengger di atas level 6.325.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagaimana kita ketahui bahwa di awal tahun 2020 ini pandemi COVID-19 telah menjadi isu utama yang mempengaruhi pergerakan roda ekonomi di seluruh dunia dan mayoritas negara di dunia terkena dampak negatif dari pademi ini, tidak terkecuali di pasar modal kita. Yang sampai dengan hari Senin 14 September 2020 yang lalu masih tercatat turun 18% dibandingkan posisi penutupan akhir tahun 2019," kata Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi dalam sebuah webinar, Kamis (17/9/2020).

Tren penurunan IHSG berakhir di pertengahan Maret 2020. IHSG akhirnya mulai kembali bangkit. Tren positif itu semakin diperkuat setelah pemerintah melonggarkan PSBB dan menerapkan new normal di Juni 2020.

ADVERTISEMENT

Namun yang menarik adalah di tengah stabilnya pergerakan IHSG, dana asing di pasar modal masih cenderung terus keluar. Net sell terus terjadi, bahkan ketika IHSG menguat. Hingga hari ini net sell dari awal tahun tercatat sebesar Rp 38,67 triliun.

Itu artinya investor lokal yang menjadi penyangga transaksi pasar modal di era new normal. Dari sisi jumlah juga ternyata investor lokal pasar modal bertambah cukup signifikan yang kini sudah mencapai 3,2 juta SID.

"Sepanjang tahun ini melalui digital platform peningkatan investor di pasar modal Indonesia tercatat naik 26% menjadi lebih dari 3,1 juta investor," kata Inarno.

Banyak yang bilang, dengan diterapkannya WFH karena PSBB banyak juga kalangan masyarakat menengah atas yang justru melek investasi pasar modal. Apalagi untungnya transaksi maupun pendaftaran investor pasar modal mulai nge-trend dilakukan secara online. Para sekuritas kini berlomba-lomba menyediakan aplikasi transaksi saham dan pendaftaran secara online.

Pengusaha nasional yang juga dedengkot pasar modal, Hary Tanoesoedibjo mengatakan, memang sudah saatnya pasar modal Indonesia tak lagi bergantung dari investor asing. Sebab pasar modal Indonesia akan sangat rentan setiap kali terjadi guncangan.

"Investor lokal sudah dominan, itu berita sangat luar biasa. Pasar modal yang kuat itu kalau kekuatannya ditopang oleh basis investor lokal yang lebih dominan daripada asing. Karena asing itu come and go, kalau lokal ya mau nggak mau harus di sini, pasar modalnya BEI. Kalau asing banyak di seluruh dunia," terangnya.

Hary Tanoe menambahkan, transaksi melalui aplikasi online trading jauh lebih baik dibanding era ketika dia pertama kali masuk di pasar modal pada tahun 1989. Transaksi yang masih manual dan sertifikat kepemilikan saham yang masih fisik menimbulkan banyak celah untuk pemalsuan.

"Kita bersyukur sekarang sudah online trading, ini yang akan dominan, saya yakin sekali. Karena banyak birokrasi yang terpotong. Jadi nasabah bisa transaksi tanpa diketahui oleh dealer-nya. Itu kan penting, kalau bisa diintip kan nanti dealer-nya nyuruh ke yang lain bisa short sell dulu. Tapi intinya terjaga confidential-nya. Dan lebih cepat tanpa batas di seluruh wilayah Indonesia pun bisa transaksi," terangnya.

Komisaris BEI Pandu Patria Sjahrir menilai peluang memperluas basis investor lokal melalui digitalisasi masih sangat besar. Sebab 3,1 juta SID dibandingkan jumlah penduduk Indonesia masih sangat kecil.

Pandu yang baru beberapa bulan diangkat menjadi Komisaris BEI itu justru melihat adanya peluang untuk lebih banyak menggaet kaum milenial untuk menjadi investor pasar modal. Pandu sendiri merupakan Presiden Komisaris SEA Group Indonesia, perusahaan yang menaungi banyak perusahaan digital kenamaan seperti Shopee.

"Itu sangat kecil ada peluang untuk dikembangkan. Target audience kita kalangan milenial. Agar mereka melihat wah kesempatan di pasar modal sangat menarik, kenapa nggak investasi di pasar modal dibanding asset class seperti properti atau taruh uang di bank atau lain-lain," ucapnya.

Menurut data per Juli 2020, 45,7% pasar investor modal Indonesia adalah kaum milenial dengan usia di bawah 30 tahun. Total aset dari kaum milenial di pasar modal mencapai Rp 11,67 triliun.

BEI bersama OJK dan SRO juga telah mengimplementasikan serangkaian kebijakan untuk memitigasi dampak pandemi COVID-19 di lingkungan pasar modal. Selain itu ada pula serangkaian stimulus yang diberikan kepada stakeholders pasar modal.

Pada 10 Agustus 2020 telah di luncurkan Sistem Electronic Indonesia Public Offering (e-IPO). Sistem itu membantu proses penawaran umum perdana menjadi lebih efisien, efektif, dan transparan melalui pendekatan sistem.

Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan kemudahan akses investor untuk berpartisipasi dalam pasar perdana baik mulai dari tahap pembentukan harga sampai penawaran umum.

Selain itu BEI juga meluncurkan IDX Virtual Trading, yaitu perangkat dan alat simulasi trading sebagai sarana edukasi yang dapat digunakan oleh calon investor sebelum menjadi investor.



Simak Video "Video: IHSG Anjlok 9% Usai Libur Lebaran, Langsung Trading Halt"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads