Manajemen BTS IPO, Permintaan Melonjak 1.000 Kali Lipat

Manajemen BTS IPO, Permintaan Melonjak 1.000 Kali Lipat

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 28 Sep 2020 16:46 WIB
BTS
Foto: BTS (dok. Big Hit Entertainment)
Jakarta -

Label manajemen grup K-Pop BTS Big Hit Entertainment telah melakukan Initial Public Offering (IPO). Harga IPO Big Hit di atas rata-rata setelah sejumlah investor dikabarkan membanjiri label itu untuk membeli sahamnya.

Dikutip dari Reuters, Senin (28/9/2020) saham Big Hit kebanjiran permintaan hingga melebihi 1.000 kali lipat. Mengingat Big Hit telah sukses membawa BTS menjadi grup boyband Korea Selatan pertama yang mencapai urutan nomor satu di AS The Billboard Hot 100 single chart dengan lagu "Dynamite".

Big Hit memberi harga IPO pada 135.000 won setara Rp 1,7 juta per saham (kurs Rp 12,65 ). Bagian kisaran harga indikatif 105.000-135.000 won diumumkan awal bulan ini. Investor terkenal di Korea Selatan, Ant juga bergegas membeli saham Big Hit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam IPO Big Hit, sekitar 1.420 investor perusahaan mencari saham dalam penawaran pra-berlangganan. Sekitar 1.117 kali lipat jumlah yang tersedia untuk pra-berlangganan. Bahkan 98% investor mengatakan akan membayar harga kelas atas atau lebih.

Analis Yuanta Securities Korea Park Sung-ho mengatakan Big Hit tidak hanya mampu menggunakan YouTube dan media sosial lain untuk memasarkan bisnisnya. Mereka juga pemilik platform fandom Weverse.

ADVERTISEMENT

Weverse adalah platform web Korea yang dibuat oleh Big Hit. Aplikasi ini khusus menghosting konten multimedia dan komunikasi artis ke penggemar untuk band dan musisi K-Pop.

Big Hit melaporkan keuntungan mencapai 49,7 miliar won (Rp 630 miliar) untuk paruh pertama 2020. Keuntungan itu didapat dari konser online dan penjualan merchandise di aplikasi Weverse. Keuntungan itu akhirnya dapat menutup kerugian atas pembatalan beberapa konser akibat pandemi COVID-19.

IPO akan membuat tujuh anggota BTS menjadi pemegang saham multijutawan. Sebab CEO Big Hit Bang Si-hyuk, Agustus lalu memberi mereka masing-masing 68.385 saham, senilai hampir US$ 7,9 juta.

Perusahaan akan mengumpulkan 962,6 miliar won (Rp 12 triliun) melalui penawaran 7,13 juta saham baru. Nilai harga Big Hit sekitar 4,8 triliun won (Rp 60 triliun). Dengan banyaknya likuiditas di pasar, beberapa analis memperkirakan tawaran kotor dari investor bisa mencapai 100 triliun won (Rp 1.200 triliun).

Bank Central Korea Selatan mengamati penawaran itu dengan cermat karena kelebihan permintaan besar-besaran untuk saham dapat menyebabkan melalui pasar uang jangka pendek.

Pra-langganan investor akan jatuh tempo pada 5-6 Oktober. Big Hit diperkirakan akan terdaftar di Indeks Harga Saham Gabungan Korea atau KOSPI pada 15 Oktober.




(zlf/zlf)

Hide Ads